Hadiri Musyawarah GPIB Bali-NTB, Gubernur NTB: Selalu ada Toleransi untuk Berdamai dengan Keadaan

Mataram—Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah menyampaikan bahwa sebagai sekelompok manusia dan bukan mesin, setiap orang memiliki ruang bereksplorasi, sehingga apabila ada rencana yang tidak sesuai dengan realita masih ada toleransi untuk berdamai dengan keaadan.

“Berbicara tentang musyawarah, cara kita memandang persoalan sangat ditentukan oleh pendidikan, pengalaman, dan dengan siapa kita berinteraksi”, tutur Bang Zul, sapaan akrabnya.

Hal tersebut disampaikannya ketika menghadiri dan memberikan sambutan pada Rapat Kerja dan MUPEL GPIB Bali-NTB yang diselenggarakan oleh Majelis Jemaat GPIB Imanuel Bung Karno di Hotel Idoop pada Kamis (17/11).

“Ketika kita terjebak dalam sebuah gua dengan keadaan yang sulit, tidak peduli peta itu benar atau salah, yang penting peta itu punya kekuatan untuk menggerakan kita semua”, tambahnya.

Mengutip karya Kees Van Der Heijden yang berjudul ‘Scenarios the Art of Strategic Conversation’, Bang Zul berpesan kepada para Pendeta untuk menjadikan hal tersebut modal membimbing masyarakat juga para tokoh agama ketika membuat rencana kerja. 

Selanjutnya, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi NTB, H. Zamroni Aziz turut mengapresiasi pelaksanaan kegiatan musyawarah tersebut. 

“Artinya, ini membuktikan bahwa antar umat beragama di NTB dapat hidup rukun dan damai. Kami berharap semua kegiatan keumatan disini dapat berjalan dengan baik”, pungkasnya.

Diketahui, Musyawarah Pelayanan (Mupel) Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Bali-NTB dilakukan dalam rangka mengoptimalkan sinergi intergenerasional GPIB dengan mengembangkan kepemimpinan Misioner dalam konteks Budaya Digital.

Musyawarah GPIB ini terdiri dari dua Provinsi yang ada dalam satu wilayah pelayanan yang terdiri dari 7 Jemaat di Bali dan 2 Jemaat di Lombok. (Nina/Opik/Diskominfotik)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *