Doktor Najamuddin Jadi Narasumber Seminar Kekerasan Seksual Pada Anak Dibawah Umur

Barometer99, Mataram-NTB- Dr. Najamuddin Amy, S. Sos., MM, Kadis Kominfotik NTB jadi narasumber pada kegiatan seminar “Tingginya Kekerasan Seksual Pada Anak Dibawah Umur” yang diselenggarkan oleh media Barometer99 bertempat di Aula SMKN 3 Mataram.

Dalam penyampaian materinya, Dr. Najamuddin mengatakan saya diberikan tugas yang cukup berat untuk menyampaikan materi terhadap kegiatan seminar hari ini. Karena seminar tentang Tingginya Kekerasan Seksual Pada Anak Dibawah Umur ini, bagaimana menghubungkan dengan era digitalisasi.

Ia juga menceritakan, ada salah satu kasus yang terjadi di kabupaten yang tidak usah saya sebutkan, mereka datang melaporkan pada kami untuk menghapus akun media sosial.

Ternyata, dikatakannya, dia adalah salah satu korban pacaran yang disebarkan foto bugilnya di media sosial.

“Dia korban dan fotonya disebarkan di media sosial oleh mantan pacarnya”,ujar bang Doktor Najamuddin pada saat menyampaikan materi di SMKN 3 Mataram, Senin, 14/8/23.

Kejahatan Seksual sekarang apa lagi pada anak dibawah umur sudah merambat pada digitalisasi.

“Di era digitalisasi sekarang sangat muda mempengaruhi generasi Z. Generasi Z adalah generasi akhir jaman”, terangya.

Era digitalisasi sekarang, menurut Doktor Najam, sangat muda masuk pornografi terhadap generasi tanpa tutup pintu. Artinya, karena pornografi sekarang masuk pada handphone anak-anak sangat muda.

“Tiba-tiba lewat di facebook, IG, Twitter dan Tik Tok. Jika era digitalisasi sekarang tidak dibekali dengan akal sehat yang cukup, tidak dibekali dengan agama yang cukup maka akan berdampak buruk terhadap perkembangan anak-anak kita”,kata Najamuddin biasa disapah dengan nama bang Doktor Najam.

Yang perlu diketahui juga, kata bang Doktor Najam, kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) adalah kejahatan berupa Kekerasan yang didasarkan atas jenis kelamin gender media teknologi.

“Fakta yang perlu diketahui, anak, perempuan dan laki-laki pun bisa menjadi korban KBGO”, cetusnya.

KBGO ini meningkat selama pandemi, terutama pada anak dan remaja.

Tindakan yang termaksud KBGO.
Korban sengaja didekati, namun hanya untuk dimanfaatkan atau diperdaya.

“Korban terus menerus dikejar untuk menakuti/dilecehkan secara online”,katanya.

“Dampak terhadap kekerasan seksual, korban akan mengalami depresi, cemas dan bahkan berujung bunuh diri”,lanjut Doktor Najam.

Dia juga berpesan pada siswa-siswi SMKN 3 Mataram agar hati-hati bermain media sosial. Jangan sampai adek-adek share (mengirim) foto berbentuk pornografi.

Kekerasan seksual terjadi, dikatakannya, kurangnya pengawasan dari orang tua. Di zaman yang semakin modern seperti ini, tingkat pengawasan dari orang tua terhadap anak justru makin berkurang. Apalagi yang berhubungan dengan pengawasan dalam penggunaan gadget, media sosial, dan informasi yang membuat anak terpengaruh.

Tidak hanya itu, kepedulian masyarakat masih rendah. “Penyebab kekerasan seksual pada anak terjadi karena tingkat kepedulian masyarakat dan lingkungan sekitar yang sangat rendah. Hal itulah kenapa predator anak dapat dengan leluasa mencari korban”, pungkas Dr. Najamuddin Amy, S. Sos., MM, Kadis Kominfotik NTB.

Sementara itu, Dr. Fahruddin, M. Pd, (dosen Unram Mataram) mengatakan kekerasan seksual pada anak di NTB sering kita lihat di pemberitaan media massa. Baik itu media online, TV dan media cetak.

“Pengaruh dari media sosial sangat besar. Kalau kita tidak mengelola dengan baik maka akan berdampak buruk pada kita”, terangya.

Ia menjelaskan, anak itu sebagai makhluk yang rentang, dan perkembangan anak perlu diperhatikan dengan baik.

Lingkungan keluarga sangat berpengaruh besar dalam perkembangan anak. “Jika lingkungannya buruk maka perkembangan anak kita anak buruk”, tuturnya.

Syf.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *