Dilema pandemi covid 19 yang mencengkram dunia selama dua tahun menyelipkan banyak hikmah terutama untuk pelaku ekonomi pemula atau pengusaha baru, sebelum covid geliat usaha menunjukkan pertumbuhan yang pesat, dilain pihak keadaan seperti itu memunculkan stigma kaya dan miskin atau sukses dan tidak yang sangat lebar akibatpersaingan Pasar bebas. (3/6/2021)
Setelahnya atau semenjak pandemi melanda, pandemic Covid 19 menjadi pencair dan katalisator pemisahan tersebut, Hikmah dibalik bencana adalah penyetaraan derajat sosial dengan adanya sistem Lockdown.
Semenjak 2019 laju persaingan ekonomi perlahan-lahan naik. Pengangguran yang tidak bekerja banyak memilih jalur online sebagai alternatif mencari nafkah, Porang sebagai salah satu komoditi baru diharapakan mampu menjadi alternatif baru komoditi eksport di lombok timur.
Zainul Hadi mengatakan sejumlah pengusaha muda yang menjalankan bisnis online semakin menunjukkan trend “naik”. Keadaan tersebut sebagai jawaban Lockdown dan PSBB yang diterapkan pemerintah dari pusat hingga daerah, “sekarang pengusaha senior banyak yang nyaris gulung tikar dan sekarang banting setir memilih Usaha Ekonomi dengan “porang” sebagai alternatif dan solusi, saat silaturrahim bersama Kades Loyok pada 01 Juni 2021 lalu.
Bersamaan dengan keadaan tersebut Kepala Desa Loyok saat ditemui di kediamannya menyambut dan mengapresiasi ajakan untuk menjadikan porang sebagai alternative bagi penambahan pendapatan masyarakat sekitarnya, Muhammad Rosyidi selaku kepala desa menyambut baik ajakan tersebut sebagai bentuk sumbangan moral bagi masyarakat untuk memilih alternatif porang.
Dikatakan Muhammad Rosyidi bahwa alasan mengajak masyarakat dengan harapan agar masyarakat lebih inovatif dan tidak merasa minder dengan keadaan mereka selama ini,