Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) merupakan perguruan tinggi yang berada di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) melakukan program rutin setiap semesternya di wilayah Sumbawa. Salah satu wilayah yang dijadikan lokasi pengabdian dan pemberdayaan masyarakat yaitu Desa Lopok Beru. Dalam program ini, UTS menerapkan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) – Program Merdeka (PROMER) Batch VII yang dibimbing langsung oleh Bapak Alfassabiq Khairi, M.Sc. atau Bapak Alfa selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL). Kelompok mahasiswa dalam program ini di Desa Lopok Beru.
Kue satu terbuat dari kacang hijau tanpa kulit .Warna putih terjadi setelah kacang hijau dijemur atau dioven. Makanan ini umumnya dikenal sebagai kue tradisional di Indonesia, khususnya di pulau Jawa. Di Indonesia, kue tersebut biasanya disajikan pada hari-hari raya, seperti Lebaran, Natal, dan Imlek.
Kue satu populer karena rasanya yang enak, lumer di mulut, awet disimpan lama meski tanpa pengawet buatan, tanpa bahan kimia, kandungan gizi yang baik, dan kaya serat. Ada juga yang menambahkan vanili sebagai pengharum. Vanili awalnya dari tumbuhan, baru belakangan muncul vanili sintetik dari bahan kimia. Penambahan vanili bisa diketahui dari aromanya. Biasanya vanili jarang digunakan, karena akan menambah biaya produksi kue ini.
Alat kerja utamanya adalah cetakan dari kayu. Kacang hijau dipilih, dicuci, disangrai, dan ditampi secara manual. Lalu ditumbuk menjadi tepung, memakai mesin atau alu batu, dan ditambahkan gula. Dicetak dengan cara dipadatkan ke cetakan kayu, di atas meja kayu. Dipanaskan dengan dijemur terik matahari , dilanjutkan dengan di panaskanr memakai oven
Dalam perkembangan zaman, makin banyak orang yang ikut membuatnya, termasuk industri skala kecil-menengah yang memakai kemasan yang lebih menarik perhatian calon pembeli.
i mahasiswa promer beatch 7mbkm uts melihat potensi di desa lopok beru yang dimana kacang hijau adalah salah satu potensi didesa lopok beru
Kami dari tim prom berinisiatif kerja sama dengan ibu ibu pkk untuk meningkatkan umkm dengan mengolah hasil alam sendiri sesuai potensi desa.
Waktu pelaksanaan sampai pada memasaran maksimal 5 samai 7 hari
