IATC dan WSBK Mulai Hidupkan Ekonomi di KEK Mandalika. Penonton Luar Daerah Berdatangan

Gelaran Idemitsu Asia Talent Cup (IATC) dan World Superbike di Sirkuit Mandalika mulai menghidupkan Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika di Kuta sebagai destinasi wisata. Berkah pula bagi masyarakat NTB terutama desa desa penyangga dan denyut ekonomi warga sekitar. 

Sebanyak 300 stand UMKM yang berada di area NTB Ekspo Sirkuit Pertamina Mandalika dan pedagang kakilima serta pengusaha homestay sejak gelaran pertama, Jumat (19/11) mulai ramai pengunjung. 

Salah satu stand makanan khas NTB berlabel Toti Mori mengaku meski transaksi masih belum banyak ia optimis hingga akhir event nanti akan meraup untung. 

“Mungkin karena hari pertama dan ini sebenarnya peluang untuk mengenalkan produk kelompok kami pada masyarakat Indonesia”, jelas Nurhayati penjaga stand. 

Begitupula dengan PKL yang menjajakan merchandise WSBK sampai pedagang nasi bungkus mengaku senang dengan digelarnya event internasional ini. Sejumlah pedagang asongan juga sibuk melayani pembeli di beberapa titik di Kuta dan sekitarnya. 

” Kalau tiga hari dari pagi sampai sore di lokasi parkir timur ini saja sudah lumayan”, ujar Ramdani, salah seorang PKL. 

Di desa Gerupuk, Kuta, Loteng, sebanyak 50 warga yang mendapatkan bantuan pembangunan homestay, baru separuhnya terisi. Hal ini menurut salah seorang pengelola karena promosi dan pemasaran yang belum maksimal. 

“Kami menunggu saja kelebihan pengunjung dari penginapan di seputar pantai Kuta dan pemasaran juga masih terbatas antar teman sesama pengelola”, jelas Amran. Ia menambahkan, homestay dan penginapan seputaran Pantai Kuta telah penuh terisi. 

Di hari pertama gelaran IATC dan WSBK kemarin, pengunjung dan penonton masih didominasi wisatawan nusantara. 

Parmin, salah seorang penonton asal Sumatera Selatan datang bersama rombongan 15 orang lainnya. Dikatakannya, ia menikmati pengalaman pertama menyaksikan gelaran WSBK di sirkuit internasional. Bahkan, alur prosedur bagi penonton tak menyulitkannya. 

“Ya kita tahu sekarang masih pandemi. Walaupun jadi lama mengantri”, ujarnya. Dikatakannya, proses masuk kedalam sirkuit dengan SWAB test, penukaran di ticket box sampai antrian menunggu shuttle bus yang mengantar dari titik parkir sampai lokasi sirkuit yang berjarak agak jauh tak dipersoalkannya. 

Penonton lain asal Denpasar, Bali mengaku sudah menantikan event ini sejak pembangunan sirkuit viral diberitakan. 

“Penasaran. Karena ternyata sirkuit ini akhirnya menggelar balapan dunia WSBK dan IATC”, ujar Mahendra. 

Berbeda dengan Sahnun, penonton yang asli warga Mertak Lombok Tengah mengaku kesulitan dengan prosedur pengecekan dengan aplikasi. Bersama puluhan warga dusunnya, Sahnun yang juga kepala dusun berharap pelayanan akan lebih baik di masa datang. 

“Karena warga kami tidak semua memiliki handphone atau tidak terlalu paham menggunakannya apalagi aplikasi”, terangnya. (Diskominfotik)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *