Terima Kunjungan Inspektur Wilayah I BKKBN, Wagub NTB : Posyandu Keluarga Ujung Tombak Penanganan Stunting

Wakil Gubernur NTB Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M. Pd., menekankan bahwa posyandu keluarga merupakan salahsatu ujung tombak ditingkat dusun untuk penanganan stunting dan kesehatan keluarga di Bumi Gora.

“Pemprov. NTB memang fokus dan konsen dalam penangan stunting, sehingga peran posyandu keluarga harus diperkuat,”ajak Ummi Rohmi sapaan Wagub, saat menerima  kunjungan  Inspektur Wilayah I BKKBN, Maria Vianney Cinggih Widanarti, SE , M. Si.,
 terkait percepatan penanganan stunting di Provinsi NTB, Jum’at (10/6/2022) di Aula Pendopo Wagub.

Menurut Ummi Rohmi, bahwa ia tidak pernah berhenti dan terus mengkampanyekan peran penting posyandu keluarga untuk menangani stunting maupun kesehatan dilingkungan masyarakat dan berbagai persoalan lainnya di tingkat desa.

Keberadaan posyandu keluarga, yang telah ada diseluruh pelosok wilayah NTB menjadi  pusat edukasi tentang informasi kesehatan Ibu dan anak, keluarga, remaja dan lansia,  juga untuk informasi penting lainnya ditengah masyarakat.

Stunting yang masih menjadi persoalan di NTB, diyakini Wagub akan dapat tertangani dengan baik. Apalagi dengan tersebarnya ratusan ribu kader posyandu keluarga diseluruh dusun di desa-desa, se Kabupaten/Kota.

Selain itu, penangan stunting juga harus dibarengi data yang valid, penanganan yang baik dengan pola asuh dan pemberian makanan yang bergizi. Terutama pemberian panganan lokal seperti sayur kelor dan lainnya yang berada disekitar lingkungan masyarakat. Termasuk pemberian telur yang murah dan mudah diperoleh masyarakat.

“Ini harus menjadi perhatian bersama seluruh komponen dan steakholder,”terang Wagub.

Sementara itu, Inspektur Wilayah I BKKBN Maria Vianney Cinggih Widanarti, SE , M. Si.,menyampaikan apresiasi atas waktu dan kesediaan Wagub menerima kunjungan untuk membicarakan penangan stunting di NTB.

“Karena penanganan stunting diperlukan dukungan daerah dan steakholder lainnya,”kata  Inspektur Wilayah I BKKBN. 

Dikatakannya, NTB kaya dengan potensi alam seperti sayur-sayuran, yang dapat meningkatkan nilai gizi penderita stunting.

“Kami ingin menekankan makanan lokal seperti daun kelor, kaya akan gizi,”ujarnya.

Ditambahkan PLT. Kepala BKKBN Prov. NTB Drs. Samaan, M. Si., bahwa BKKBN juga dalam penangan stunting menerapkan Pola asuh, yamg merupakan kerjasama dengan swasta, untuk jadi bapak asuh di desa-desa. 

“Kami sudah bicara dengan PT. AMMAN sebagai bapak asuh melalui dana CSRnya diharapkan ikut membantu,”kata Samaan.

Jadi dari pihak swasta memberikan sepenuhnya desa atau dusun sasaran untuk mengelola dana untuk penanganan stunting, baik dalam bentuk bantuan alat maupun pemberian makanan bergizi.

Turut mendampingi Wagub NTB, Kepala Bappeda , Kadis Kesehatan  dan sejumlah pejabat BKKBN Provinsi NTB. (edy/opic/diskominfotikntb)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *