Sumbawa Besar_Pada hari ini Madrasah Aliyah Negeri 1 Sumbawa mendapat rekomendasi dari Puskesmas Unit I Seketeng Sumbawa Besar , sebanyak 6 orang Kepala Madrasah Aliyah Negeri 1 Sumbawa Drs.Fathurrahman, Kepala Tata Usaha H.Djoko Pitoyo, S.Sos dan empat orang staf Tata Usaha mendapatkan Vaksin 1 (pertama ) dan setelah melakukan vaksin pertama mendapat jadwal vaksin ke 2 (dua) yang akan berlangsung pada tanggal 3 April 2021 . dan Staf Tata Usaha lain serta para Guru nantinya juga akan mendapat giliran , ternyata vaksin itu tidak sakit dan merasa takut karena selama ini kita lihat diberbagai media banyak yang merasa ketakutan untuk di vaksin ,ternyata tidak seperti itu kenyataannya, karena saya telah merasakan sendiri, Sabtu 20 Maret 2021.
Beberapa pekan ini program vaksinasi nasional mulai dilaksanakan di berbagai penjuru tanah air. Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyambut baik dengan mengeluarkan fatwa bahwa vaksin berasal dari zat yang suci dan baik. Begitu pula Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memastikan bahwa vaksin tidak berdampak negatif terhadap kesehatan, sebagai seorang muslim kita harus meyakini bahwa vaksinasi adalah sarana ikhtiar untuk menjaga kesehatan dari wabah Covid-19.
Dalam hal ini, Rasulullah Sallallahu’ alaihi wasallam pernah menyampaikan pesan tentang upaya menjaga diri dari kemudaratan. Sebuah riwayat yang disampaikan Abu Shirmah, dan Abi Sa’id Al-Khudri menyatakan sebagai berikut.
عَنْ أَبِي صِرْمَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ ضَارَّ ، ضَارَّ اللَّهُ بِهِ، وَمَنْ شَاقَّ ، شَقَّ اللَّهُ عَلَيْهِ .
Diriwayatkan dari Abi Shirmah r.a. dia berkata: bahwa Rasulullah Sallallahu’ alaihi wasallam bersabda, “Barang siapa membahayakan orang lain maka Allah akan membalas bahaya kepadanya dan barang siapa menyusahkan atau menyulitkan orang lain maka Allah akan menyulitkannya.” (H.r. al-Tirmidzi, Ibnu Majah dan lainnya).
عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ سعْدُ بْنِ سِنَانِ الْخُدْرِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلَّمَ قَالَ: لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ.
Dari Abu Sa’id, Sa’ad bin Sinan Al Khudri radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak boleh melakukan perbuatan yang mencelakakan (mudarat).“
Berdasarkan hadits Abi Said tersebut, terbentuklah kaidah fikih dalam upaya menjaga diri dari kemudaratan. Kaidah tersebut menjelaskan bahwa tidak diperbolehkan melakukan sesuatu yang akan membahayakan diri sendiri maupun orang lain.
Vaksinasi merupakan upaya penjagaan diri. Sudah sepatutnya seorang Muslim mengikuti anjuran yang sudah ditetapkan negara dalam upaya penjagaan diri. Semua dilakukan sebagai bentuk pencegahan dan penaggulangan wabah Covid-19.
Syari’at Islam adalah ajaran yang sempurna. Ia menjelaskan berbagai persoalan manusia. Ketika seorang Muslim berkomitmen dengan syari’at-Nya, Insya Allah kebaikanlah yang akan ada dalam kehidupan manusia. Sebab, setiap aturan yang telah Allah tentukan, pasti memiliki maqashid syariah (tujuan sesuatu itu disyariatkan Allah) untuk kemaslahatan manusia.
Bagaimana sikap seorang Muslim terkait program Vaksinasi?
Pertama, mengikuti apa yang telah ditetapkan oleh pemerintah, terlebih ketika putusan tersebut sudah dikonsultasikan ke Majelis Ulama Indonesia. Hal ini sesuai dengan kaidah Fikih:
تَصَرُفُ الإمَامُ عَلىَ الرَّعِيَةِ مَنُوْطٌ باِلمصْلَحَةِ
Kebijakan Pemimpin atas rakyatnya dilakukan berdasarkan pertimbangan kemaslahatan
Kedua, melakukan vaksinasi sebagai bagian dari ketaatan terhadap kebijakan yang telah diputuskan secara kolektif oleh berbagai unsur, baik dari pakar pandemi, pakar kesehatan, maupun yang lainnya, yang berkaitan dengan Wabah Covid 19.
Ketiga, tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan sebagaimana mestinya. Tertib untuk cuci tangan dengan sabun, mengenakan masker yang higienis, menjauhi kerumunan, dan menjaga jarak. Semua itu dilakukan dalam upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Hal ini sesuai dengan kaidah fikih:
Mudah-mudahan dengan banyak beristighfar dan bermunajat kepada Allah, serta menjalankan segala ketentuan yang telah diputuskan pengambil kebijakan akan mampu memutus mata rantai wabah Covid-19 yang telah berlangsung 1 tahun lebih ini. Sungguh, tidak ada yang tahu kapan pandemi ini akan berhenti. Oleh karena itu, teruslah menguatkan hubungan dengan Allah melalui amal-amal salih, karena hanya Allah-lah Dzat Yang Mahakuasa, yang mengatur segala yang ada di alam semesta (H.Joko KM Sumbawa Besar)