Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr H Zulkieflimansyah SE, MSc mendampingi Wakil Presiden Repubilk Indonesia, KH Ma’ruf Amin berkunjung ke Kelompok Tani Ternak (KTT) di Gerung, Lombok Barat, Kamis (30/06) untuk memastikan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) terkendali.
Dalam rangkaian kunjungan Wapres di NTB, KTT Reyan Baru, Kelurahan Gerung Selatan, Kecamatan Gerung, Lombok Barat dinilai berhasil melalui kondisi sulit menghadapi wabah penyakit yang menjangkiti ternak sapi.
“Pemerintah prihatin dan membuat kebijakan vaksinasi pada hewan ternak sapi”, ujar kyai Ma’ruf.
Dikatakannya, langkah pemerintah melakukan vaksinasi di beberapa daerah untuk mencegah penularan pada sapi sehat terutama di musim Hari Raya Idul Qurban saat kebutuhan umat Muslim akan daging sapi meningkat. Iapun menghimbau para petugas agar terus mengawasi dan memastikan hewan qurban bebas PMK. Termasuk distribusi ternak sapi keluar daerah harus mengikuti ketentuan Kementerian Pertanian.
Sementara itu, Ketua KTT Reyan Baru, Sudirman menjelaskan, kelompoknya yang terdiri dari 107 peternak dengan 327 ekor sapi. Saat PMK melanda dimulai sebulan lalu, enam ekor sapi terpapar PMK kemudian bertambah 170 ekor sebelum semua sapi di kandang terjangkit dengan gejala kuku terlepas dan mulut sapi rusak.
“Alhamdulillah penanganan yang cepat dari dinas terkait Lombok Barat cepat memulihkan kondisi sapi sapi ini” jelasnya.
Terkait kedatangan Wapres, pihaknya meminta pagar atau tembok pembatas kandang yang bersebelahan dengan jalan umum agar anak anak sapi tak lagi ditabrak lalu lintas kendaraan. Selain itu, ia meminta bantuan tiga ekor sapi untuk qurban sebagai selamatan ternak sapi yang bebas PMK.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Ahmad Nur Aulia mengatakan angka kasus penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatat per 28 Juni 2022 sebanyak 50.184 ekor ternak terserang PMK. Kasus tersebut tersebar di semua kabupaten kota di Pulau Lombok.
“Saat ini sudah tersedia 5000 vaksin dan baru dipakai sebanyak 1900 vaksin yang diberikan pada ternak sapi yang sehat”, jelas Aulia.
Pelaksanaan vaksinasi nantinya akan bekerjasama dengan posko-posko tanggap darurat di daerah. Peruntukannya akan diprioritaskan untuk hewan sehat dan berisiko tinggi tertular, yang berada di sumber pembibitan ternak, peternakan sapi perah milik rakyat dan koperasi susu serta peternakan sapi potong.(jm)