Mataram – – Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah menghadiri Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah yang dipimpin Langsung oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian. Rakor berlangsung secara virtual di Ruang Rapat Utama Kantor Gubernur NTB, Selasa (30/8/2022).
Wagub NTB didampingi Sekretaris Daerah Provinsi NTB, Lalu Gita Ariadi, M.Si dan Pimpinan Organisasi Daerah lingkup Provinsi NTB. Pada rapat tersebut turut hadir Menteri Dalam Negeri, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Perwakilan Bank Indonesia, Badan Pusat Statistika (BPS) dan jajarannya.
Dalam rapat tersebut, Menteri Dalam Negeri RI, Jenderal Pol. (Purn.) Prof. H. Muhammad Tito Karnavian. Ph.D mengatakan bahwa perkembangan inflasi di Indonesiasi masih relatif terkendali, per bulan Juli mencapai 4,94 persen. komponen penting yang perlu diperhatikan pada inflasi adalah terkait bahan makanan yang mencapai 10,88 persen dan inflasi energi mencapai 5,02 persen.
“Inflasi kita masih 4,94 persen secara nasional, relatif terkendali tetapi kita tidak boleh lengah,” tuturnya saat membuka Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah, Selasa (30/08).
Disamping itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan meminta kepada seluruh Gubernur, Bupati, Walikota untuk berkoordinasi dengan Kementerian Lembaga Terkait mengalokasikan anggaran bantuan kepada masyarakat.
“Melalui bantuan sosial (bansos) atau subsidi terhadap sektor transportasi dan UMKM, Saya minta dipastikan bantuan dialokasikan tepat sasaran,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala BPS, Margo Yuwono menjelaskan bahwa yang berperan tinggi dalam inflasi daerah per Juli 2022 (y-on-y) yaitu pada komoditas cabai merah mencapai 0,49 persen, bawang merah mencapai 0,26 persen, tarif angkutan udara mecapai 0,43 persen, minyak goreng mencapai 0,29 persen dan bahan bakar rumah tangga mecapai 0,24 persen, dan bensin mencapai 0,18 persen.
“Kalau kita mau ngerem inflasi, maka lima komoditas yang selalu memberikan andil besar dapat dikendalikan oleh kita, dua komoditas musiman sperti cabai merah dan bawang merah yang perlu dipantau pertumbuhan harganya suopaya dibulan bulan berikutnya tidak memberikan dorongan pada inflasi,” jelasnya. (ser/irf/diskominfotik)