Respon Peserta Pada Pendidikan dan Pelatihan Desain Grafis Di UPTD Balatkop UKM NTB

  1. Latar belakang

Persoalan utama dalam pembangunan ekonomi daerah adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat meliputi pengangguran dan kemiskinan, serta ketimpangan pendapatan. Ketiga persoalan tersebut, saling berkaitan karena ketika kemiskinan dan pengangguran teratasi maka kesejahteraan masyarakat rata-rata akan meningkat. Namun jika tidak dibarengi dengan upaya pemerataan pendapatan maka akan menciptakan jurang ketimpangan yang semakin lebar. Indikator kesejahteraan masyarakat diukur dari PDRB perkapita yang juga mencerminkan tingkat produktivitas penduduk suatu wilayah. PDRB perkapita diukur berdasarkan total PDRB suatu wilayah dibagi dengan total penduduk pada wilayah tersebut. PDRB merupakan seluruh output yang dihasilkan dari aktivitas ekonomi penduduk suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu. PDRB akan menggambarkan produktivitas suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu, sedangkan PDRB per kapita menggambarkan rata-rata produktivitas penduduk yang berada pada wilayah tersebut. Sayangnya, PDRB tidak mampu menggambarkan disparitas pendapatan diantara penduduk pada suatu wilayah. Meskipun demikian, PDRB masih merupakan gambaran perekonomian daerah yang baik.

Untuk mengatasi kemiskinan dan pengangguran tidak mudah, sehingga digambarkan kemiskinan seperti lingkaran setan (vicious circle). Setiap upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat, akan selalu memunculkan permasalahan baru. Peningkatan kesejahteraan masyarakat tidak saja dilakukan dengan meningkatkan pertumbuhan, karena PDRB per kapita yang semakin besar, jika tidak dibarengi dengan upaya penurunan kemiskinan dan pengangguran, maka pertumbuhan ekonomi tersebut hanya dinikmati oleh penduduk kelas menengah ke atas. Untuk mengukur ketimpangan pendapatan digunakan Indeks Gini, yang menggambarkan penduduk yang mempunyai pendapatan di bawah rata-rata dan penduduk yang diatas rata-rata. Semakin kecil nilai Indeks Gini, maka pendapatan penduduk akan semakin merata, dan sebaliknya jika nilai indeks Gini semakin tinggi maka ketimpangan pendapatan semakin lebar.

Kesejahteraan penduduk Nusa Tenggara Barat tahun 2021, yang diukur dengan PDRB per kapita mencapai Rp. 18 juta. Hal ini berarti rata-rata pendapatan masyarakat pada tahun 2021, mencapai Rp. 18 juta/tahun/orang. Sedangkan Indeks Gini mencapai nilai 0,384 masih tergolong mempunyai kriteria ketimpangan yang sedang. Semakin kecil nilai Indeks Gini, maka ketimpangan pendapatan penduduk akan semakin kecil pula atau semakin merata. Rata-rata pendapatan, tidak sama dengan standar kemiskinan sebagaimana ditetapkan pemerintah. Kemiskinan sebagaimana ditetapkan pemerintah adalah kemiskinan mutlak yaitu standar pendapatan yang berada di bawah kebutuhan hidup minimal. Disamping itu, karena pendapatan masyarakat tidak mungkin sama secara keseluruhan maka pada setiap kelompok masyarakat terdapat golongan yang berpendapatan rendah atau di bawah rata-rata pendapatan kelompok masyarakat tersebut. Kondisi yang demikian, disebut dengan kemiskinan relatif. Kebijakan pemerintah yang menyebabkan kemiskinan masyarakat (pemiskinan), disebut dengan kemiskinan struktural, sedangkan kemiskinan yang disebabkan oleh pola tradisional masyarakat, disebut dengan kemiskinan kultural.    

Penduduk miskin Nusa Tenggara Barat masih cukup tinggi yaitu 746.656 jiwa (13,83%), sedangkan penduduk yang bekerja mencapai 2,64 juta jiwa (BPS NTB, 2022). Untuk mengatasi kemiskinan dan pengangguran maka diperlukan lapangan kerja dan lapangan usaha yang lebih luas. Fenomena pencari kerja yang semakin tinggi, terlihat dari banyaknya orang yang melamar untuk menjadi ASN, sementara peluang yang tersedia sangat terbatas. SDM pencari kerja usia produktif (15-64 tahun), jika tidak diberdayakan maka akan menjadi permasalahan sosial yang berdampak buruk. Salah satu upaya dalam penyediaan lapangan kerja dan lapangan usaha adalah mengembangkan kewirausahaan melalui Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

UMKM di Provinsi Nusa Tenggara Barat mempunyai bidang yang sangat luas, mengingat potensi yang tersedia. Potensi hasil pertanian yang luas, meliputi hasil tanaman pangan, peternakan, perikanan, perkebunan dan kehutanan menunjukan kontribusi yang besar dalam pembentukan PDRB Provinsi NTB tahun 2021, yaitu mencapai 22% (BPS, 2022). Sementara itu, sektor industri dan pengolahan hanya mencapai 4%. Nilai industri pengolahan pada dasarnya merupakan nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan barang mentah menjadi barang setengah jadi atau barang setengah jadi menjadi barang jadi atau sering disebut juga dengan nilai antara. Mengingat jumlah industri besar yang mengolah bahan mentah di Nusa Tenggara Barat masih sangat sedikit, maka untuk meningkatkan kontribusi sektor industri pengolahan perlu ditumbuhkembangkan Industri Kecil dan Menengah (IKM) dan UMKM.

UMKM yang banyak berkembang di NTB adalah industri kuliner yang mengolah hasil-hasil pertanian, industri fashion dengan mengembangkan tenun khas (Sasambo) atau menjadi konvekasi, kerajinan mutiara yang mengembangkan perhiasan, kerajinan ketak dan gerabah menjadi cinderamata, dan desain grafis yang mengembangkan kreasi seni dalam bentuk jasa pembuatan iklan, baleho, sablon dan lain-lain. Banyaknya jenis-jenis UMKM tersebut, perlu dibina dan dibimbing dengan meningkatkan pengetahuan pengelolaan usaha serta bimbingan teknis, sehingga UMKM menjadi lebih tahu, mau dan mampu mengembangkan usahanya.

Pada tanggal 18-22 September 2022, Dinas Koperasi UKM Provinsi Nusa Tenggara Barat, melalui Balai Pendidikan dan Pelatihan Koperasi UKM telah mengadakan pendidikan dan pelatihan desain grafis bertempat di Kantor Balai Diklat Koperasi UKM jalan Pemuda Nomor 20 Mataram. Pelatihan dilakukan sebanyak 2 angkatan, masing-masing sebanyak 30 orang. Proses pelatihan dilakukan dengan bekerjasama dengan SMK Negeri 5 Mataram terutama menyangkut materi teknis desain sablon kaos dan aplikasi desain pada kaos, sedangkan untuk manajemen dilakukan di ruang kelas Balatkop UKM yang disampaikan oleh Widyaiswara. Untuk mengetahui kebutuhan diklat, manajemen pelayanan, harapan setelah diklat dan masukan peserta dalam penyelenggaraan diklat, maka dilakukan penelitian yang berjudul Upaya Pemanfaatan Diklat bidang Desain Grafis pada Balatkop UKM Provinsi Nusa Tenggara Barat.             

  1. Permasalahan

Pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan selama ini meliputi bidang olahan makanan, pengelolaan koperasi, desain grafis, dan lain-lain dengan harapan pelaku UMKM dan Koperasi dapat meningkatkan kapasitas dirinya, sehingga akan muncul ide-ide baru atau inovasi yang dapat meningkatkan produksi usahanya. Pelaku UMKM pada umumnya masih terjebak dengan rutinitas, baik menyangkut kegiatan maupun produk yang dihasilkan, sehingga belum mampu berkembang. Melalui kegiatan diklat diharapkan pelaku UMKM dapat mempunyai pengetahuan, kemampuan dan kemauan untuk mengembangkan usaha yang pada akhirnya akan menggerakan perekonomian daerah Nusa Tenggara Barat.

Tabel 1. Analisis Gap

Kondisi TerkiniUpayaKondisi Harapan
UMKM masih terjebak kegiatan rutinitasInovasi masih rendahProduk UMKM masih belum menarikPendidikan dan pelatihan meningkatkan kapasitas SDM UMKM dan memotivasi untuk pengembangan usahaUMKM yang produktifUMKM yang inovatif dan mampu memanfaatkan peluangProduk UMKM yang menarik dan unik
  1. Tujuan

Tujuan penelitian adalah :

  1. Mengetahui kebutuhan UMKM terhadap kediklatan desain grafis, yang diselenggarakan Balatkop UKM Provinsi Nusa Tenggara Barat,
  2. Mengetahui persepsi manajemen pelayanan kepada peserta diklat desain grafis,
  3. Mengetahui harapan peserta diklat setelah pelaksanaan diklat dan masukan dalam penyelenggaraan diklat ke depan.
    1. Manfaat
  4. Bagi pemerintah dapat digunakan sebagai bahan evaluasi penyelenggaraan diklat dan sebagai bahan bidang-bidang teknis untuk kegiatan tindak lanjut,
  5. Bagi manajemen dapat digunakan sebagai masukan dalam pelayanan terhadap peserta diklat,
  6. Bagi peserta diklat dapat digunakan sebagai bahan evaluasi diri untuk terus meningkatkan kapasitas SDM dan peningkatan usaha.
  1. RANCANGAN PENELITIAN
  1. Responden

Responden dalam penelitian ini adalah seluruh peserta diklat sebanyak 60 orang terbagi dalam 2 angkatan. Responden hanya diminta menjawab beberapa pertanyaan dalam kuisener yang sudah disiapkan, dengan pertanyaan tertutup dan semi terbuka. Pertanyaan terbuka diberikan untuk mengetahui pendapat atau masukan bagi penyelenggaraan diklat pada masa mendatang.

  1. Waktu

Waktu pengamatan dilakukan selama lima hari (18-22 September 2022), sedangkan pembagian kuisener dilakukan pada hari terakhir (hari ke 5).

  1. Metode

Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif, sesuai dengan kuisener yang telah dibagikan. Jawaban responden akan diolah untuk mengetahui nilai yang diberikan.

  1. Kuisener

Kuisener yang dibagikan dilakukan dengan pertanyaan tertutup dan semi terbuka untuk mendapat masukan peserta. Variable yang digunakan adalah (1) kebutuhan diklat, (2) Manajemen Pelayanan, (3) Harapan setelah Diklat dan (4) masukan peserta. Setiap variabel dibagi dalam beberapa indikator sebagaimana dalam tabel 2.

Vaiabel kebutuhan diklat diindikasikan antara kesesuaian jenis diklat dengan usaha yang dijalankan, yang menggambarkan penyelanggaraan diklat dengan jenis usaha peserta diklat. Kesesuaian diklat dan usaha akan memberi gambaran minat peserta terhadap peningkatan kapasitas diri sebagai UMKM guna mengembangkan usaha. Indikator kedua adalah inovasi dalam pengembangan usaha setelah pelaksanaan diklat yang diukur dengan inspirasi peserta dalam upaya pengembangan usahanya. Inspirasi akan menggambarkan ide-ide atau inovasi dalam rencana pengembangan usaha peserta diklat sehingga akan menjai produktif.  Indikator ketiga adalah ketersediaan waktu dalam penyelenggaraan diklat, mencakup kecukupan waktu dan alokasi waktu pada beberapa materi yang disampaikan. Indikator keempat adalah materi diklat yang disampaikan, untuk mengukur materi yang disampaikan dengan kebutuhan dalam penyelenggaraan diklat.

Variabel kedua menyangkut manajemen pelayanan dengan indikator kondisi penginapan, kondisi konsumsi selama diklat dan pelayanan pegawai dalam mendukung peserta diklat. Hal ini dimaksudkan untuk mengukur kenyamanan peserta dalam mengikuti diklat.

Tabel 2. Variabel dan indikator

VariabelIndikatorJawabanJumlah jawaban (1-60)
Kebutuhan DiklatKesesuaian Diklat dengan UsahaSangat sesuai 
Sesuai 
Kurang sesuai 
Tidak sesuaii 
Inovasi dalam pengembangan usahaSangat menginspirasi 
Menginspirasi 
Kurang menginspirasi 
Tidak menginspirasi 
Ketersediaan waktuSangat cukup 
Cukup 
Kurang cukup 
Tidak Cukup 
Materi DiklatSangat memadai 
Memadai 
Kurang memadai 
Tidak memadai 
Manajemen PelayananKondisi penginapanSangat memadai 
Memadai 
Kurang memadai 
Tidak memadai 
Konsumsi pesertaSangat memadai 
Memadai 
Kurang memadai 
Tidak memadai 
Pelayanan pegawaiSangat memadai 
Memadai 
Kurang memadai 
Tidak memadai 
Harapan setelah DiklatKegiatan pasca diklatDapat mengembangkan usaha 
Meningkatkan kualitas usaha 
Mengubah arah usaha 
Menjalankan usaha seperti biasanya 
Harapan pasca DiklatDapat konsultasi ke Dinas 
Mendapat bimbingan 
Komunikasi dengan teman 
Lainnya 
Masukan  
  1. Pengolahan data

Pengolahan data dilakukan secara matematis yaitu jumlah jawaban dibagi 60, dikali 100%. Total hasil nilai indikator merupakan jumlah dari bilai masing-masing jawaban, sedangkan jumlah nilai indikator akan menjadi nilai variable. Jumlah nilai variabel akan menjadi nilai bagi pelaksanaan diklat. Semakin tinggi nilai bobot variabel, maka variabel tersebut merupakan kondisi yang baik sedangkan nilai rendah akan menjadi catatan untuk perbaikan dalam penyelanggaraan diklat.

Jumlah jawaban peserta yang memberi jawaban : total peserta = nilai jawaban

∑ nilai jawaban = nilai indikator

∑ Nilai indikator = nilai variabel

∑ nilai variabel = nilai diklat.

  1. Analisis data

Hasil pengolahan data kemudian dilakukan analisis sesuai dengan kriteria yang ditetapkan yaitu :

Nilai 0,8-1 menunjukan tingkat kepuasan tinggi

Nilai 0,6-08 menunjukan nilai kepuasan sedang, dan

Nilai <0,6 menunjukan tingkat kepuasan rendah.

Pembahasan dilakukan dengan membandingkan tujuan, target, sasaran yang ingin dicapai dalam perencanaan diklat dengan realitas pelaksanaan dan persepsi peserta diklat. Persepsi peserta diklat terhadap pelaksanaan diklat akan memberi gambaran bagaimana harapan peserta diklat dengan kondisi yang dialami selama diklat. Semakin tinggi kesesuaian antara perencanaan diklat dengan persepsi peserta maka diklat yang diselenggarakan akan semakin baik.  Demikian pula sebaliknya, kesesuaian perencanaan diklat dengan persepsi peserta akan semakin tidak sesuai.

  1. PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
  1. Peserta

Peserta diklat terbagi dalam 2 angkatan dan masing-masing angkatan terdiri dari 30 orang. Hal ini dilakukan agar pelaksanaan diklat menjadi lebih efektif, sesuai dengan kapasitas ruangan dan sesuai perbandingan antara peserta dengan widyaiswara yang optimal (1 WI : 30 peserta).

Peserta diklat desain grafis berasal dari 10 Kabupaten dan Kota, mengingat pada semua wilayah mempunyai UMKM yang bergerak pada bidang desain grafis. Dengan demikian, masing-masing Kabupaten dan Kota mempunyai 3 UMKM pada setiap angkatan. Proses keikutsertaan peserta diklat dipilih oleh Dinas Kabupaten atau Kota yang menangani UMKM, yang dibuktikan dengan Surat Perintah Tugas (SPT). Hal ini dimaksudkan bahwa pelaksanaan diklat dilakukan dengan melibatkan Dinas Kabupaten dan Kota (bottom up). Sedangkan dinas penyelenggara diklat yaitu Dinas Koperasi UKM Provinsi Nusa Tenggara Barat, hanya menetapkan kriteria peserta diklat.

  1. Pelaksanaan Diklat

Penyelenggaraan diklat dilaksanakan selama 5 hari dari tanggal 18-22 September 2022 bertempat pada Kantor Balai Pendidikan dan Pelatihan Koperasi UKM Provinsi Nusa Tenggara Barat. Sesuai dengan jadwal pelaksanaan kegiatan, diklat yang diselenggarakan merupakan teori dan praktek dengan bekerjasama dengan SMK Negeri 5 Mataram. Praktek dilakukan dengan materi mendesain sablon kaos dengan program photoshop atau corel draw serta aplikasi desain kaos.   

  1. Materi Diklat

Materi Diklat meliputi teori dalam wirausaha dan praktek desain grafis. Materi diklat terbagi dalam 3 katagori yaitu :

  1. Pengantar/Dasar, terdiri dari :
  2. Orientasi, dimaksudkan untuk pengenalan terhadap situasi dan kondisi tempat diklat, pengenalan materi yang akan menjadi mata diklat serta mekanisme dalam pelayanan/supporting pegawai terhadap peserta
  3. Pre test, dimaksudkan untuk mengukur tingkat pengetahuan peserta diklat sebelum dilaksanakan diklat
  4. Dinamika kelompok, merupakan upaya untuk mengembangkan kerjasama antar peserta, pengenalan antar peserta serta membangun sinergitas antar peserta diklat.  
  5. Materi Inti Kewirausahaan, terdiri dari :
  6. Prospek pasar dan pemasaran, dimaksudkan untuk membuka wawasan peserta dalam memasarkan suatu produk, membaca peluang dan memanfaatkan kondisi yang terbuka,
  7. Karakteristik wirausaha sukses, dimaksudkan untuk membangun karakter wirausaha dalam menggapai kesuksesan dalam berusaha,
  8. Etika bisnis, dimaksudkan untuk membangun usaha-usaha yang mengedepankan etika atau norma, baik norma hukum aupun norma organisasi,
  9. Pengelolaan keuangan, dimaksudkan untuk memberi pemahaman kepada peserta dalam mengelola keuangan bagi usaha yang dijalankan
  10. Succes story, untuk memberikan contoh nyata dalam usaha pelaku UMKM sehingga akan menggerakan minat dan  
  11. Penunjang, terdiri dari :
  12. Kebijkanan Pemberdayaan KUKM, untuk mensosialisasikan kebijakan pemerintah dalam mengembangkan UKM dan koperasi
  13. Post test, dimaksudkan untuk mengetahui kapasitas peserta pasca diklat
  14. Evaluasi, memberikan penilaian pelaksanaan diklat meliputi capaian peserta diklat
    1. Proses

Penyelenggaraan diklat desain grafis dilaksanakan dengan proses pemberitahuan kepada Dinas yang menangani UMKM pada Kabupaten dan Kota melalui surat dari kepala Dinas Koperasi UKM Provinsi Nusa Tenggara Barat. Penugasan kepada peserta diklat oleh Kepala Dinas Kabupaten dan Kota yang dibuktikan dengan Surat Perintah Tugas (SPT) dari Kepala Dinas Kabupaten dan Kota. Registrasi dilakukan pada Kantor Balai Diklat Koperasi UKM Provinsi NTB dengan melampirkan syarat-syarat yang telah ditentukan.

Orientasi dan dinamika kelompok dilakukan untuk menjalin hubungan antar peserta dan menjelaskan proses diklat yang akan dilakukan. Dinamika kelompok diarahkan pada pengenalan dan menjalin kerjasama sehingga terjadi kekompakan diantara peserta diklat. Materi inti disampaikan untuk membangun manajemen usaha dan teknis pembuatan desain grafis, sehingga akan memotivasi usaha peserta diklat untuk terus berkembang dan mempunyai semangat dalam melaksanakan kegiatan usaha.

  1. HASIL ANALISIS PENELITIAN
  1. Kebutuhan diklat

Kebutuhan diklat merupakan variabel yang penting dalam penelitian ini. Indikator yang digunakan meliputi Kesesuaian Diklat dengan Usaha, Inovasi dalam pengembangan usaha, Ketersediaan waktu, dan Materi Diklat.

  1. Kesesuaian diklat dengan usaha.

Kesesuaian antara diklat yang diikuti peserta dengan jenis usaha yang dilakukan menunjukan adanya kesesuaian sebanyak 59 peserta terdiri dari sangat sesuai 20 peserta (33,3%) dan sesuai sebanyak 39 peserta (65%) sedangkan sisanya sebanyak 1 peserta menyatakan kurang sesuai.

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat dinyatakan bahwa 59 peserta diklat atau 98,3% mempunyai kesesuaian antara diklat yang diikuti dengan usaha yang dijalankan. Kesesuain antara jenis usaha yang dijalani dengan jenis diklat yang diikuti akan mendorong peserta untuk mengembangkan usahanya.

Kesesuaian jenis diklat dengan jenis usaha dapat dilihat dari antusiasisme peserta dalam mengikuti diklat yang selalu hadir setiap hari. Berdasarkan daftar hadir peserta diklat 100% menunjukan kehadiran.

  • Inovasi dalam pengembangan usaha

Pengembangan usaha memerlukan inovasi baru yang akan mendorong peserta diklat untuk mengeluarkan ide-ide atau gagasan yang dapat mengembangkan usaha. Diklat desain grafis dirancang untuk mendorong UMKM berani berinovasi guna pengembangan usaha. Hasil kuisener yang dibagikan terhadap 60 peserta menunjukan respon yang baik.

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut,  sebanyak 22 peserta (36,7%) menyatakan sangat menginspirasi, 37 peserta (61,7%) menginspirasi dan 1 peserta menyatakan kurang menginspirasi. Hal ini berarti 98,4% peserta mempunyai inspirasi bagi pengembangan usaha desain grafis.

Inspirasi peserta diklat terlihat dari jawaban yang menyatakan sangat menginspirasi dan menginspirasi yang mencapai 98,4%.

  • Ketersediaan waktu

Pelaksanaan suatu kegiatan termasuk diklat selalu dibatasi oleh waktu dan anggaran. Anggaran yang tersedia hanya cukup digunakan untuk mendukung pelaksanaan diklat selama 5 hari, maka diperlukan perencanaan pelaksanaan yang efektif meliputi persiapan, pelaksanaan dan evaluasi.

Berdasarkan perhitungan jawaban 60 orang responden terdapat 16 peserta (26,7%) menyatakan sangat cukup, 34 peserta (56,7) menyatakan cukup, 9 peserta  (15%) menyatakan kurang cukup dan sisanya 1 orang menyatakan tidak cukup. Hal ini menunjukan bahwa 83,4% peserta  merasakan  bahwa  waktu  5 hari

kegiatan diklat relatif cukup. Sedangkan sisanya 16,6% peserta menyatakan tidak cukup. Waktu pelaksanaan diklat selama 5 hari, dipandang cukup mengingat dapat dilakukan secara efektif yaitu materi praktek dan manajemen secara berkelanjutan.  

  • Materi Diklat

Materi inti diklat berisikan manajemen usaha dan praktek teknis pelaksanaan desain grafis terutama menyangkut desain grafis pada kaos. Materi tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas peserta diklat baik teknis maupun manajemen. Berdasarkan  hasil perhitungan  jawaban 60 orang  responden, menunjukan tingkat

kepuasan peserta selama mengikuti diklat. Peserta yang menyatakan materi diklat sangat memadai sebanyak 5 orang (8,3%), memadai 47 orang (78,3%) dan kurang memadai 8 orang (13,3%). Hal ini menunjukan      bahwa    alokasi     waktu

sebanyak 5 hari sebanyak 86,6% menyatakan sudah cukup bagi pelaksanaan diklat desain grafis.

Variabel kebutuhan diklat merupakan akumulasi dari beberapa indikator yaitu kesesuaian Diklat dengan usaha, Inovasi dalam pengembangan usaha, Ketersediaan waktu, dan Materi Diklat. Total nilai variabel mencapai 366,7 atau rata-rata mencapai 91,675% yang berarti variabel kebutuhan diklat sangat memuaskan (>80%). Kepuasan peserta terhadap variabel kebutuhan diklat ditunjang oleh kesesuaian jenis usaha dan jenis diklat yang diikuti.

  1. Manajemen Pelayanan.

Variabel manajemen pelayanan mempunyai 3 indikator yaitu (a) Kondisi penginapan, (b) Konsumsi peserta, dan (c) Pelayanan pegawai. Manajemen pelayanan dimaksudkan sebagai supporting dalam mendukung pelaksanaan diklat.  

  1. Kondisi penginapan

Kondisi penginapan merupakan respon peserta diklat desain grafis dalam hal kenyamanan selama mengikuti diklat desain grafis.

Berdasarkan jawaban peserta melalui kuisener menunjukan bahwa peserta menilai sangat memadai 10 peserta (16,7%), memadai 40 peserta (66,7%), kurang memadai 9 peserta (15%) dan sisanya 1 peserta tidak memadai.

Kondisi penginapan yang tersedia pada Balatkop UKM memang sudah memenuhi namun perbaikan perlu dilakukan karena terdapat beberapa kamar yang bocor dan rawan jatuh plafond. Hal ini disebabkan bangunan yang sudah cukup tua dan efek gempa bumi tahun 2018 dan belum dilakukan rehabilitasi.

  • Konsumsi peserta

Konsumsi peserta diklat desain grafis, merupakan pendukung utama dalam pelaksanaan diklat. Respon peserta diklat desain grafis terhadap penyediaan konsumsi menunjukan kepuasan yang tinggi yang ditunjukan oleh jawaban responden.

Berdasarkan jawaban responden menunjukan respon sangat memadai 31 peserta (51,7%), memadai 27 peserta (45%) dan kurang memadai 2 peserta. Kondisi ini menunjukan bahwa ketersediaan konsumsi mempunyai tingkat kepuasan yang tinggi 96,7%.

Konsumsi peserta diklat merupakan pendukung utama terutama untuk ketersediaan energi peserta dalam mengikuti diklat. Kepuasan konsumsi diklat akan memberi pengaruh pada kesehatan peserta diklat.

  • Pelayanan pegawai

Pelayanan pegawai merupakan supporting system dalam penyelenggaraan diklat desain grafis. Hal ini menunjukan bahwa dukungan manajemen terhadap peserta diklat akan terlayani sehingga akan terjamin kenyamanan dalam penyelenggaraan diklat desain grafis.

Respon peserta diklat desain grafis terhadap pelayanan pegawai dalam memberi dukungan pelaksanaan diklat mempunyai respon yang positif yaitu sangat memadai sebanyak 27 peserta (45%), memadai 31 peserta (51,7%) dan kurang memadai 2 peserta.  

Variabel manajemen pelayanan juga memberikan nilai yang sangat positif, yaitu berkisar rata-rata 90% (>80%). Pelayanan yang baik terhadap peserta diklat sangat berpengaruh pada kenyamanan peserta diklat.

  1. Harapan pasca Diklat.
  2. Harapan peserta setelah pelaksanaan diklat

Harapan peserta diklat setelah mengikuti diklat akan sangat menentukan langkah ke depan. Peserta diklat yang tidak mempunyai harapan tentu perlu ditindaklanjuti dengan upaya peningkatan motivasi.

Berdasarkan jawaban peserta diklat desain grafis terlihat keinginan untuk mengembangkan usaha sebanyak 40 peserta (66,7%), meningkatkan kualitas produk 14 peserta (23,3%), mengubah arah usaha 4 peserta (6,7%) dan menjalankan usaha seperti biasanya 2 orang peserta (3,3%).

Peserta yang berkeinginan untuk mengembangkan usaha berarti mempunyai motivasi untuk memperluas dan meningkatkan produksi, sedangkan peserta yang berkeinginan untuk meningkatkan kualitas akan memperbaiki produk yang dihasilkan. Peserta yang bermaksud mengubah arah usaha, mungkin terjadi setelah melihat tantangan dan hambatan yang dirasa berat dalam usaha desain grafis, sedangkan peserta yang akan menjalankan usaha seperti biasa, berarti tidak mempunyai motivasi untuk memajukan usahanya.

  • Dalam menghadapi masalah usaha.

Untuk menjalankan usaha desain grafis, sudah barang tentu akan banyak menghadapi permasalahan, baik di bidang pemasaran, bidang permodalan, bidang teknis, dan lain-lain yang mungkin belum menjadi gambaran bagi pelaku usaha. Melalui diklat desain grafis, tentu tidak semua masalah akan dapat diselesaikan dengan mudah. Oleh karena itu perlu digali harapan-harapan peserta dalam menghadapi permasalahan.

Hasil rekapitulasi jawaban peserta diklat diketahui bahwa 14 peserta berharap dapat berkonsultasi ke Dinas Koperasi UKM, 19 peserta berharap dapat bimbingan teknis dari Dinas Koperasi UKM, 10 peserta berharap dapat terus berkomunikasi dengan teman dan 17 peserta mempunyai harapan yang lain antara lain dapat bantuan alat kerja, dapat bantuan modal, dapat menambah jaringan, dapat mengikuti diklat lainnya, dll.

Harapan peserta diklat jika diakumulasikan adalah pembinaan yang terus dilakukan oleh Dinas Koperasi UKM terutama dalam mengembangkan usaha desain grafis dan tidak berhenti pada selesai diklat. Untuk mengembangkan usaha seringkali dihadapkan pada persoalan yang tidak terduga sehingga memerlukan bantuan saran dan bimbingan.

Variabel harapan peserta diklat dalam menjalankan usaha adalah meningkatkan usaha dengan terus mendapat dukungan dari berbagai pihak. Persoalan yang dihadapi pasca diklat sangat bervariasi dan cenderung tidak dapat diduga sebelumnya.    

  1. Masukan bagi penyelenggaraan diklat

Dalam menjaring masukan bagi penyelenggaraan diklat yang lebih baik terdapat beberapa saran dari peserta diklat, antara lain :

  1. Pemberi materi, diperbanyak dari wirausaha yang sukses
  2. Memberi alokasi waktu yang lebih banyak pada praktek
  3. Menambah waktu diklat
  4. Penyediaan konsumsi yang lebih banyak terutama snack dan kopi
  5. Pasca diklat tidak berhenti tetapi ada kelanjutan pemberdayaan UMKM
  6. Kelanjutan dengan diklat digital grafis
  7. Perbaikan pada kamar tempat penginapan karena ada yang bocor
  8. Perlu mendatangkan pemateri dari luar, praktisi yang sudah sukses
  • KESIMPULAN DAN SARAN
  • Kesimpulan
  • Penyelenggaraan diklat desain grafis sudah cukup baik, memenuhi kebutuhan dan ekspektasi peserta diklat. Kesesuaian jenis usaha dan jenis diklat yang diikuti akan memberi pengaruh dalam variabel kebutuhan diklat, sehingga akan memberi inspirasi, ide-ide dan gagasan dalam mengembangkan usaha yang dijalankan.
  • Manajemen diklat sebagai supporting dari sistem diklat sudah sangat baik menyangkut penginapan, konsumsi dan pelayanan pegawai. Sarana penunjang diklat yang memadai dan pelayanan yang baik akan memberi kenyamanan peserta diklat sehingga peserta dalam melakukan kediklatan dengan fokus.
  • Harapan peserta adalah terdapat kelanjutan meskipun peserta diklat sudah berakhir. Harapan peserta adalah adanya bimbingan, pembinaan, dan konsultasi ke Dinas Koperasi UKM serta tetap berkomunikasi dengan rekan-rekan diklat terutama dalam menghadapi permasalahan pasca diklat.   
    • Saran
  • Penyelenggaraan diklat perlu mendatangkan UMKM yang sudah sukses, yang mampu mendorong motivasi UMKM untuk mengembangan usaha berdasarkan pengalaman yang sudah dijalani. Success story akan mendorong peserta untuk berani menjalankan usaha di luar zona nyaman.
  • Manajemen diklat perlu memperbaiki sarana penginapan terutama tempat yang bocor dan rawan kerusakan plafond (kamar dan ruang makan peserta).
  • Peserta diklat agar didata dan diteruskan ke Bidang UKM untuk dilanjutkan dengan bimbingan, pembinaan dan monev serta siap menerima konsultasi secara langsung. (Andi Pramaria – Widyaiswara Ahli Utama)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *