Pelan tapi pasti, Pemerintah Provinsi NTB fokus menyelesaikan berbagai permasalahan sosial, seperti stunting, pernikahan anak, hingga mitigasi kebencanaan melalui Program Unggulan Posyandu Keluarga.
Hal tersebut disampaikan Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah saat menerima Audiensi University Of Leeds School Of Geografh Terkait Gender dan Perubahan Iklim di Pendopo Wagub. Kamis, (20/19).
Karena menurut Ummi Rohmi, sapaan Wagub, melalui Posyandu Keluarga, edukasi yang dilakukan langsung menyasar kepada target. Target tersebut ialah masyarakat langsung yang berada di berbagai pelosok desa dan dusun di NTB yang hanya bisa dijangkau melalui program unggulan tersebut.
“Karna kita percaya kalau kita sekedar ceramah-ceramah pertemuan-pertemuan apa sih yag mau kita dapet. sedangkan PRnya sebegini besar kalau gak langsung menukik ke orang-orang di desa-desa di kampung-kampung di dusun Dusun langsung yang ada dan anak sekolah itu yang sedang kita lakukan. Dan itu memang berproses dan saya tau ini gak gampang ini gak cepet seperti membalik telapak tangan,” jelas Wagub.
Hingga tahun 2021 sendiri, Provinsi NTB memiliki 100% Posyandu Keluarga yang tersebar di setiap dusun di seluruh pelosok NTB. Di setiap Posyandu Keluarga ini, dijelaskan Ummi Rohmi, memiliki 4-10 Kader yang melayani Balita hingga Lansia. Kini, kualitas Posyandu Keluarga ini yang sedang terus ditingkatkan Provinsi NTB agar benar-benar bisa maksimal memberikan berbagai edukasi kepada masyarakat, jelas Wagub. %
Menanggapi paparan Wagub, Dr. Katie McQuaid perwakilan University Of Leeds School Of Geografh mengaku sependapat dengan cara Pemerintah Provinsi NTB merubah mindset masyarakat. Melalui edukasi berbasis dusun yang dilakukan Posyandu Keluarga.
“We are agree the main idea of how to educated these people and how to changes the society. Kami setuju gagasan utama tentang bagaimana mendidik orang-orang ini dan bagaimana mengubah masyarakat,” tandasnya. (novita, diskominfotikntb)