Astra Motor NTB Berdayakan UKM Lewat Dana CSR

Sebagai salah satu program dari Corporate Social Responsibility (CSR) Astra Motor NTB bergerak pada Pemberdayaan Masyarakat untuk pengembangan UMKM atau pelaku usaha mikro agar tetap hidup dan produktif, sehingga mampu berkontribusi terhadap perkembangan ekonomi di sekitarnya  yang pada akhirnya berdampak pada ekonomi nasional. (29/10/2022)

Admin.Fin Manager Astra Motor NTB Agung Nugroho mengatakan kegiatan Astra Motor NTB yang bersifat sosial adalah melalui dana Corporate Social Responsibility (CSR) yakni pemberdayaan UMKM dengan mensuport usaha mereka agar bisa berkembang dan maju, bahkan ada UMKM yang sudah menjadi binaan Astra Motor NTB.

“Ada memang binaan kita dari Astra Motor, sebenarnya kegiatan binaan UKM tidak stagnan, karna honda sendiri focus bergerak di bisnis yakni penjualan dan distribusi, sehingga Astra Motor tidak semata mata sepenuhnya untuk menangani UKM tapi jika ada UKM yang update terhadap produknya kita tetap suport “. Ujar Agung

Ditambahkan Agung, jika ada UKM yang belum menjadi binaan Astra Motor dan jika ada UKM ingin menjadi binaan ,Astra Motor sangat mensuport dan bisa dikembangkan bahkan diikutkan lomba di intern Honda sampai ke tingkat internasional. Selain membina UKM, Astra Honda juga telah membentuk “Kampung Berseri Astra (KBA)”yang ada di Desa Dasan Cermen Kota Mataram dan sudah berjalan 7 tahun.  Tahun  depan  Astra Motor akan mencari KBA lain yang ada di NTB

Salah satu UKM binaan Astra Motor NTB, Ilhammudin (30 tahun) asal Desa Glogor Kabupaten Lombok Barat,  sejak tahun 2019 lalu telah menekuni Budidaya Jamur Tiram, mulai dari pembuatan baglok, campuran bibit dengan serbuk kayu, pemeliharaan sampai panen.

Ilhammudin mengatakan  dari Astra Motor NTB sendiri memberikan bantuan saat usaha jamur tiramnya berjalan 2 tahun.

“Alhamdulillah dari Astra Motor pada tahun 2021 memberikan satu kumbung (Rumah Jamur) ukuran 3 X 6 meter lengkap dengan 1000 baglok dan diberikan gerobak untuk pengolahan hasil panen berupa sate jamur dan naget jamur, usaha sate dan naget berjalan sampai 6 bulan karna kekurangan tenaga kerja”. Akui Ilham

Sambung Ilham, untuk saat ini hasil panen jamur dalam 1000 baglok, menghasilkan sekitar 5 kilo jamur tiram baik itu jamur tiram hitam maupun  putih. Harga perkilo jamur warna coklat antara Rp.35.000 sampai dengan  Rp.40.000 perkilo sedangkan jamur tiram warna putih kisaran Rp.20.000 sampai dengan Rp.25.000 perkilo. Sementara untuk satu porsi sate berisikan 12 tusuk dijual seharga Rp.12.000,- ditambahkan lontong Rp.15.000,-, sedangkan naget isi 7 biji dijual seharga Rp.10.000 dijual seputaran Desa Glogor, dari Honda sendiri pernah pesan sampai 6 porsi.

“Kalau yang putih kenapa harganya lebih murah karna agak kenyal dan liat sedangkan yang coklat agak manis dan tidak liat. Untuk hasil panen dipasarkan ke Pasar Bertais Mataram dan ada juga yang dibawa oleh pelanggan ke Pasar Kediri Lombok Barat. Untuk pendapatan bersih perbulan sekitar Rp.500.000,-”. Ujar Ilham

Lebih jauh Ilham menuturkan, saat ini hasil panen jamur tiramnya mulai menurun sejak 8 bulan lalu, akibat dari banyaknya baglok yang kena penyakit menyebabkan gagal panen karna obat selium yang ada dalam baglok tersebut tidak bisa bereaksi dengan baik, bisa juga akibat dari campuran dalam baglok tidak pas, atau bisa jadi akibat serbuk kayu tercampur tanah dan oli saat penggergajian atau baglog belum matang saat pengovenan.

“Yang sekarang ada 1000 baglok sudah masuk 2 minggu lalu dan sudah mulai panen. Rencananya akan membuat 1000 baglok lagi dengan jarak satu bulan dengan 1000 baglok yang sudah ada, sampai dengan 3 kali tahapan sehingga dalam 2 kumbung yang ada terdapat 3000 baglok”.  Tutup Ilham (Tim KM Mataram)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *