Mataram – Gubernur NTB, Dr H Zulkieflimansyah, kembal memberikan pesan sejuk saat menghadiri Acara Halalbihalal Ikatan Keluarga Samawa (IKS) yang diselenggarakan di Islamic Center (IC), Kamis (18/05).
Dalam sambutannya, pria akrab disapa Bang Zul ini menyampaikan, momentum Halalbihalal yang diadakan IKS merupakan semangat dalam melestarikan budaya orang-orang terdahulu. Sehingga buah manis ketakwaan dari kewajiban berpuasa, dapat dinikmati. Salah satu ekpresinya sebut Bang Zul, rasa cinta dan kasih sayang.
“Tiba-tiba saja di Ramadan, hati kita begitu jernih, karena puasa menghilangkan iri hati hasad dan dengki,” sebutnya.
Dia mengingatkan bahwa berpuasa bukan sekedar diet. Tapi bagaimana menjinakkan batin untuk tenang, dalam menyikapi dinamika hidup. Dengan kata lain, Ramadan adalah madrasah untuk menghadirkan rasa cinta kepada hati semua pihak.
“Kalau bahasa spanduknya ini, ramadan itu mestinya mampu melahirkan orang orang yang merasa ‘Basai Ate’. Hatinya satu dan itu hanya mungkin kalau ada cinta dan kasih sayang di dalam hati kita. Tanpa itu, hati kita tidak mungkin Basai, jiwa kita tidak mungkin saling terpaut,” imbuhnya.
Selain itu, lanjut Bang Zul, semangat Ramadan dalam momentu ini, adalah munculnya rasa syukur. Bukan “I Will Be Happy When,” atau bahagia jika ada kata ‘kalau’. Tapi mensyukuri apa yang dimiliki saat ini akan menentramkan bathin.
Begitu juga sebaliknya. Kata Bang Zul bahwa kebahagian tidak akan dapat disyukuri, dikarenakan tersandera banyak keinginan. Seperti jabatan, karier, kekayaan. Padahal, berbagai kenikmatan yang dihadirkan, tanpa maksud dan tujuan.
“Mungkin ada yang uangnya lebih banyak dan jabatannya lebih tinggi, tapi anaknya terkena narkoba misalnya. Tidak ada gunanya jabatan tinggi dan uang yang banyak, kalau sakit-sakitan. Bapak-bapak dapat jabatan eseloll atau eselon lll tapi bapak-bapak harus cuci darah tiap hari,” terangnya.
“Mensyukuri apa yg ada saat ini, adalah substansi ramadhan yang kita peringati lewat halal Bi halal hari ini. Mungkin allah belum memberikan eselon II, tapi kesehatan kita tetap terjaga. Mungkin Allah belum memberikan rumah besar, tapi Allah menganugerahkan persahabatan dan persaudaraan kita,” sambungnya.
Terakhir, momentum Ramadan dan halalbihalal, mendidik umat muslim untuk legowo dan saling memaafkan. Terkadang selama bertahun-tahun tidak saling tegur sapa akibat persoalan yang sederhana dan sungkan untuk meminta maaf terlebih dahulu.
Padahal hanya dengan langkah pertama untuk saling memaafkan, akan memulai hubungan yang selama ini terputus.
“Saling memohon maaf akan mencairkan banyak hal. Kerendahan hati untuk meminta maaf terlebih dahulu, demi menyambung silaturahmi, nilai spritualnya lebih tinggi dari uang ratusan juta,” tutupnya.(don/her/diskominfotik)