Nusa Tenggara Barat, satu dari delapan propinsi berbasis kepulauan perlu mengembangkan industri dirgantara. Mulai dari konektifitas sampai pelibatan UKM dalam industri pesawat terbang.
“Saya berharap ada kesepakatan dan kerjasama yang dilakukan baik antara pelaku bisnis maupun pemerintah dan dunia pendidikan untuk pengembangan kedirgantaraan kita”, ujar Drs HL Gita Ariadi, MSi saat membuka seminar internasional dan pameran kedirgantaraan di Hotel Lombok Raya Mataram, Sabtu (23/09).
Dikatakannya, moda transportasi udara daerah kepulauan merupakan pasar potensial bagi penyedia layanan penerbangan.
Sedangkan industrialisasi NTB seperti dikatakan Miq Gite dapat berkontribusi dalam penyediaan suku cadang pesawat terbang dalam negeri yang saat ini dipegang PT Dirgantara Indonesia (PT DI).
Bahkan pengembangan kedirgantaraan NTB dapat dengan menyiapkan sumberdaya manusia di sektor kedirgantaraan seperti diinisiasi oleh Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) NTB. Dalam kegiatan ini, UNU NTB menandatangani MoU dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat dengan PT DI.
Hal senada disampaikan pula oleh Rektor UNU NTB, Baiq Muliyanah yang menggarisbawahi bahwa pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi seiring dengan keagamaan.
Sementara itu, KH Ahmad Mun’im DZ dari komunitas NU Dipantara Aerospace mengatakan, pesawat N219 buatan PT DI didesain untuk 19 penumpang dan mempunyai kelebihan sebagai jenis pesawat ringan yang sangat bisa dioperasikan di daerah perintis. Pesawat ini memiliki dua buah mesin turboprop yang dikembangkan oleh PTDI.
Komunitas Nahdliyin NU yang tergabung dalam Dipantara Aerospace (DAS) dan PT Karya Logistik Indotama telah membeli 11 unit pesawat N219 buatan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) sebesar 80,5 juta dollar AS atau sekitar Rp1,3 triliun pada tahun lalu.
“Ini langkah awal untuk pengembangan kedirgantaraan di NTB tidak saja bisnis dan pasar penerbangan tapi juga pendidikan dan penelitian dalam teknologi dirgantara”, ucap Kyai Mun’im. Ia berharap, kedirgantaraan di NTB terutama industri dirgantara dan penerbangan di NTB semakin maju dengan inovasi yang dilakukan nahdliyin NU maupun produksi pesawat terbang dalam negeri.
Hadir pula Direktur PT DI, Direktur PT KLI, BRIN, pejabat Pemprov Asisten III, para kepala OPD, Brida NTB dan pengurus NU NTB se kabupaten/ kota serta diaspora nahdlyin NU yang bekerja di beberapa perusahaan penerbangan asing melalui daring. (jm)