Peluang Ekonomi Lewat Budi Daya Kurma

“Wak Dolah” Demikian nama panggilan laki-laki paro baya asal Pekan Baru yang yang kini namanya sedang viral lantaran keberhasilannya dalam menginisiasi pengembangan kurma di Lombok pada khususnya dan di NTB pada umumnya. Bapak yang punya nama lengkap Jhon Arif Munandar  yang lahir, tumbuh dan besar Di Rumbai Pekan Baru  ini, yang kemudian setelah besar merantau ke Sumatera Selatan sampai akhirnya mendapatkan KTP Palembang, pada tahun 2015 lalu hijrah Ke Lombok, tepatnya di Lombok Utara.

Setelah bermukim dan melihat kesuburan tanah Lombok, Wah dolah berfikir harus ada sesuatu yang hebat yang dikembangkan yang bisa menjadi topangan ekonomi warga. Ketika muncul fikiran untuk mengembangkan sesuatu yang luar biasa, maka yang terlintas pertama adalah Anjuran Rasulullah dalam sebuah hadits yang lebih kurang maksudnya adalah : Ada 7 macam pekerjaan yang sekali kita kerjakan tapi pahalanya mengalir terus hingga hari kiamat yang salah satunya adalah menanam Kurma. Di samping karena anjuran rasulullah SAW tersebut wak dolah juga sangat yakin bahwa prosfek ekonomi budidaya kurma sangat menjanjikan. yang jadi soal adalah cocok tidak kurma dikembangkan di Lombok?.

Menjawab persoalan itu wak dolah terus mencari referensi tetang tanaman yang yang selama ini berkembang di daerah gurun pasir tepatnya ditimur tengah tersebut. Berbagai buku tentang kurma di baca, berbagai daerah tempat dikembangkannya pohon kurma dikunjungi, sampai kemudian berdasarkan pendapat para pakar bahwa tanah NTB dan NTT adalah tempat terbaik untuk mengembangkan budidaya kurma.

Membuktikan teori tersebut maka pada tahun 2015 dilakukanlah uji coba penanaman pohon kurma dengan membeli bibit secara swadaya dari Bekasi. Melihat pertumbuhannya bagus, Maka pada pada tahun 2016 mulai lagi pengembangan dengan menyemai bibit sendiri. Karena ini adalah kali pertama yang mana pengetahuan dan pengalaman belum banyak maka  uji coba penyemaian bibit tahap awal ini gagal total.

Tapi bukan namanya wak dolah kalau cepat putus asa, percobaan demi percobaan terus dilakukan sehingga di tahun yang sama bersama warga setempat  kembali melakukan uji coba penanaman, tepatnya Kertaraharja dan tanjung Kabupaten Lombok Utara.

Percobaan ini ternyata setelah lebih kurang 4 tahun berlalu tepatnya pada tahun 2020 kurma yang ditanam tersebut berbuah. Dan ternyata buahnya sangat lebat dan besar-besar. Dari pohon-pohon tersebut ternyata masing-masing berbuah ada yang 7 tangkai sampai 10 tangkai lebih dan satu tangkai ada yang berat dari 1 kg sampai 14 kg lebih dengan harga jual per kg. 200.000, sehingga kalau di asumsikan 1 pohon berbuah 10 tangkai dengan berat masing masing 10 kg, yang harga jualnya per kilo 200.000 , Maka 200.00 x 10 Kg X 10 tangkai maka akan terkumpul Rp. 20.000.000 per pohon per sekali musim buah. lalu kalau  ada 10 pohon?,  maka tentu akan dapat 200.000.000. Dan perlu jadi catatan bahwa kurma yang biasanya di Saudi sana berbuah satu kali satu tahun ternyata di NTB bisa dua kali dalam satu tahun. Sehingga kalau 10 pohon diasumsi diatas bisa dapat 200.000 . 000 sekali berbuah maka ketika dikalikan dua kali dalam satu tahun sama dengan 400.000.000. bukankah angka ini sangat fantastis, bagaimana kalau luas arealnya 1 ha. Tidak bisa dibayangkan. Itu sebabnya secara ekonomi prosfek budi daya kurma ini sangat menjanjikan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Demikian Bapak yang murah senyum dan punya cambang yang sudah memutih ini menjelaskan panjang lebar pada saat ditemui awak media ini.

Masih dalam waktu dan tema yang sama, beliau juga menambahkan bahwa, “Budi daya Kurma ini tidak ada ruginya, katakana saja misalnya kurma yang kita tanam ini jantan sehingga tidak berbuah, kita masih bisa ambil niranya yang mana berdasarkan pengalaman beberapa orang yang sudah mengembangkan di Malaysia satu pohon itu bisa menghasilkan 15 liter nira yang dijual per gelas kecil 15 ringgit,sementara 1 liter itu bisa lebih kurang 8 gelas, tinggal dikalikan saja, 15 ringgit Malaysia kali 8 sama dengan120 RM. Atau lebih parah lagi misalnya kurma yang kita tanam tidak berbuah tidak ada niranya, minimal jadi perindang yang akan mendapat pahala mengalir hingga hari qiamat seperti yang saya jelaskan diatas”. Demikian beliau menambahkan.

Sebagai penutup dari wawancara pada kesempatan tersebut beliau mengatakan, “Mari Bergegas kita laksanakan sunnah Rasul dengan mengembangkan Budi Daya Kurma”. Beliau juga menyampaikan, “Seiring dengan waktu untuk mengorganisir kegiatan ini sekarang sudah terbentuk yayasan Ukhuwah Kurma Datu”.demikian beliau mengakhiri pembicaraannya.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *