Jakarta – Pada hari Senin tanggal 27 November 2023 lalu, bertempat di Ruang Rapat Sekretaris Jenderal Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia, Jalan Lapangan Banten Jakarta, telah berlangsung Rapat Koordinasi (Rakor) terkait Pemantapan Kelanjutan Proses Pendirian Kampus IAIN Bima. Demikain yang disampaikan oleh Dr. Kaharuddin Sulaiman, M. Hum, salah satu penggagas dan sekretaris Komite Pendirian IAIN Bima.
“Ada beberapa poin penting yang menjadi pembahasan pada kesempatan tersebut. Hal ini terkait pemantapan kelanjutan proses pendirian kampus IAIN di Bima”, jelas Kaharuddin Sulaiman.
Dikatakannya, hasil rakor memutuskan beberapa hal, seperti: Pertama, Rencana Pembangunan IAIN Bima akan segera diwujudkan. Agenda mendesak adalah pengurusan BAST (Berita Acara Serah Terima Pengalihan BMN atau Penghibahan Tanah dari Walikota Bima ke Menteri Agama). Kedua, Lahan tersebut berasal dari lahan milik Kementerian KLH yang dihibahkan kepada Walikota Bima untuk pemdirian IAIN Bima seluas 51 Ha. Dari luas lahan tersebut, tidak semuanya dibangun untuk kampus. Namun, sesuai aturan tata kota harus ada green area (lahan hijau). Ketiga, Pemerintah Kota Bima, Komite Pendirian dan Kementerian Agama, khususnya Direktorat Jenderal, dan pihak-pihak terkait agar segera melakukan komunikasi dan koordinasi secara intens dalam rangka mempercepat pemenuhan syarat-syarat nomenklatur sehingga Keppres dan proses penganggarannya dapat diselesaikan pada tahun 2024.
“Rakor dihadiri oleh Sekretaris Jenderal Kemenag RI Prof. Dr. Nizar Ali, M.Ag, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI Prof. Dr. Muhammad Ali Ramdhani, Walikota Bima Ir. H Mohammad Rum MT, ketua Komite Pendirian IAIN Bima Prof. Dr. Ahmad Thib Raya MA, salah satu penggagas dan sekretaris Komite Pendirian IAIN Bima Dr Kaharuddin Sulaiman, M. Hum, Direktur PTKI Kemenag RI Prof. Jainul Hamdi, Karo Keuangan dan BMN, Arsitek berbasis kearifan lokal BeZed Ompu LaGenta serta pejabat terkait”, ungkap sekretaris Komite Pendirian IAIN Bima ini.
Seperti diketahui, pembentukkan kampus negeri, yakni IAIN Bima dapat terwujud berkat adanya dukungan penuh dari para pakar dan ilmuwan yang merupakan putra-putri asli dari Bima dan telah sukses membangun karier di beberapa wilayah di Indonesia.
“Kami memimpikan adanya Perguruan Tinggi Negeri di Bima. Setelah melalui proses yang sangat panjang, Perguruan Tinggi Negeri di wilayah Pulau Sumbawa telah resmi ada, yakni Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bima. Perjuangan masih panjang. Mohon do’anya semoga semuanya lancar”, harap Kaharuddin Sulaiman menutup keterangannya. (NR)