LombokPost-Masyarakat Desa Kalijaga, Kecamatan Aikmel, Lombok Timur meminta pemerintah memberikan solusi untuk menghindari ‘Bank Subuh’ atau rentenir. Ini disampaikan warga dalam pertemuan dengan Dinas Koperasi UKM NTB pada program Jumat Salam.
“Kendala di sektor ekonomi adalah permodalan. Kemampuan masyarakat di desa masih bisa ditingkatkan, tetapi untuk mengakses modal kebanyakan masyarakat memilih meminjam dari Bank Subuh,” ujar Kades Kalijaga, Zohri.
Hal senada disampaikan perwakilan warga, Rohayatun mengatakan disini banyak sekali Bank Rontok atau Bank Subuh. Masyarakat ingin solusi agar bisa membentuk koperasi dusun sehingga meminimalisir kesalahan masyarakat dalam mengakses permodalan.
Untuk diketahui Desa Kalijaga dihuni 3.019 kepala keluarga atau 9.479 jiwa. Mereka terbagi ke 11 dusun, yakni Dusun Petakawan, Jorong, Gubuk Dapur, Karang Mantri, Karang Luar, Jangkong, Lauk Peken, Keramba, Dasan Bangkot, Rembate, dan Dayan Jero. Sebagian besar masyarakat menekuni UKM, khususnya pembuatan kerupuk.
”Warga kami memiliki jenis usaha seperti pembuatan kerupuk dan lainnya. Kami minta pemerintah bisa menggelar bimbingan agar warga bisa maksimal melakukan usahanya dalam pemasaran juga,” katanya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Koperasi UKM NTB, Muhammad Fauzan mengatakan, untuk pembentukan koperasi, pihaknya akan berkoordiansi dengan Dinas Kopersai Lombok Timur. Termasuk melakukan pendataan UKM untuk memudahkan administrasi dalam hal meminjam modal melalui kredit usaha rakyat (KUR). ”KUR ini sebenarnya mudah diakses. Tidak ada yang dipersulit,” cetusnya.
Terkait UKM, Dinas Koperasi dan UKM NTB juga memiliki UPTD Balatkop UKM NTB. Ini merupakan lembaga yang berfokus memberikan pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat pelaku UKM di NTB. ”Kami siap memberikan pelatihan bagi masyarakat. Karena banyak hal penunjang untuk membesarkan UKM. Misalnya dengan meningkatkan packaging produknya,” tutup Kepala UPTD Balatkop UKM NTB Dikdik Kusnandika. (puj/r12)