Mengenal Sampling Dalam Statistik

Pasca Pemilu 2024 terutama dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) yang diselenggarakan pada tanggal 14 Februari 2024, banyak televisi yang menyampaikan berita hasil Quick Count yang dirilis berbagai lembaga. Banyak yang berkomentar versi hitung cepat belum menggambarkan hasil yang sebenarnya, jadi sebaiknya menunggu hasil Real Count yang dirilis oleh KPU. Namun ada pula yang sudah bereuforia merayakan kemenangan versi hitung cepat. Bagaimana sebenarnya yang terjadi ?

  1. Teknik Sampling

Teknik sampling sebenarnya sudah banyak diterapkan oleh UMK terutama yang mengusahakan olahan makanan atau minuman. Proses pembuatan selalu menggunakan takaran yang seimbang, misalnya antara gula dan garam, minyak goreng dengan telur, dan lain-lain. Hasilnya akan terasa relative sama dengan keseluruhan. Jika memesan minuman sirp 10 gelas, maka penjual hanya akan mencicipi satu sendok saja untuk mengukur rasa, tidak harus 10 gelas sirup kita minum untuk mengukur rasa. Hasilnya adalah 10 gelas sirup tersebut ternyata mempunyai rasa yang sama. Contoh lain adalah jika memesan 5 piring nasi goreng, maka penjual tidak perlu mencoba makan 5 piring nasi goreng tetapi cukup 1 sendok saja untuk mengukur apakah rasanya sudah tepat.

Begitu juga dengan dengan menghitung Quick Count dalam pilpres 2024, dilakukan dengan menggunakan sampling atau menggunakan teknik pencuplikan yang dipandang mewakili. Sering juga ditampilkan margin of error 5%, artinya tingkat kepercayaan terhadap hasil penelitian mencapai 95%. Dengan kata lain margin of error 5% berarti estimasi parameter sampel tertentu mungkin tidak merepresentasikan parameter seluruh populasi sebanyak 5%. Sementara dalam kasus Real Count, menghitung seluruh jumlah populasi. Banyangkan jika seluruhnya harus digunakan real count, maka penjual nasi goreng tidak jadi jualan karena setiap menjual harus dicoba 100%.    

  • Syarat Sampling

Pengambilan sampling mempunyai persyaratan tertentu, agar hasilnya tidak menyimpang jauh dari kondisi yang sebenarnya, antara lain :

  1. Sebaran yang merata

Pengambilan sampel harus dibuat secara proposional dan relative merata sehingga sampel akan dapat mewakili seluruh wilayah. Proporsional berarti pada daerah yang mempunyai populasi tinggi perlu diambil sampel yang lebih banyak.

  • Keseragaman

Dalam kondisi populasi yang cukup seragam maka pengambilan sampel dapat dilakukan lebih kecil. Untuk itu, sebelum dilakukan pengambilan sampel dapat dilakukan orientasi atau survey pendahuluan untuk melihat tingkat keseragaman populasi.  

  • Jumlah sampel

Jumlah sampel juga menentukan akurasi data, semakin banyak data terkumpul, akan semakin baik dan mewakili.

  • Mengapa Harus Sampling

Statistik hanyalah alat analisis yang digunakan untuk mengukur kebenaran kondisi sebenarnya. Keterbatasan biaya, tenaga dan waktu, mengharuskan ada metode yang lebih cepat dan akurat, dengan menggunakan statistik. Apakah BPS menghitung data secara keseluruhan melalui survey 100% ? jawabnya adalah tidak seluruhnya dilakukan melalui survey 100% atau sensus tetapi juga mengambil sampel yang dipandang cukup mewakili kondisi daerah.

Setelah memahami sampling dalam statistik, mana yang lebih dapat dipercayai Real Count atau Quick Count ? keduanya mempunyai kelebihan dan kekurangan terutama menyangkut waktu, biaya, dan tenaga. Pengukuran Quick Count dengan menggunakan metode dan teknik sampling yang benar, dapat dipastikan bahwa akan mendekati kebenaran atau hampir sama dengan Real Count.

Penjual dari UMK penjual nasi goreng dan penjual minuman sirup, sudah mengajarkan teknik sampling, dan tidak pernah dipertanyakan mengapa nasi goreng yang ini pedas dan yang itu tidak pedas. Bagaimana ?

ANDI PRAMARIA (Widyaiswara Ahli Utama – Balatkop UKM-NTB)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *