Sakra Barat-Lotim, Memasuki musim tanam padi Priode Desember 2021 – Januari 2022, kebutuhan pupuk bersubsidi bagi para petani meningkat. Namun, sejumlah petani di wilayah Sakra Barat mengeluhkan kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi.
Ketua Kelompok Tani “Sinar Tani” Dusun Tembok Gading Desa Rensing Bat Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur “Amaq Angga” menuturkan, sejak akhir tahun 2020 pupuk bersubsidi memang mulai mengalami kelangkaan. Menurutnya, kelangkaan itu murni disebabkan dari stok yang memang langka dari tingkat distributor.
“Awalnya akibat distribusi yang terhambat,
Salah satunya karena efek virus corona, tapi nyatanya setelah distribusi dilakukan kembali, masih tetap langka,” kata dia kepada kampung-media.com Jum’at, 07/01/2021.
Ia mengatakan, petani yang mau memperoleh pupuk subsidi harus terdaftar dalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) yang disusun oleh kelompok petani dan dibantu oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL).
Pemasukan data, kata dia, sudah dilakukan secara rapi dan terstruktur dari tingkat Petani, Desa, kecamatan dan Kabupaten,
Tapi, setelah sudah dimasukkan angka rekomendasi kebutuhan pupuk, alokasi pemerintah tidak sesuai. Misal dibutuhkan 150 kg per hektare, ini hanya 50 kg yang didapat, kata dia.
Kelangkaan pupuk bersubsidi ini dan ditambah dengan pemangkasan pupuk subsidi akan sangat terasa bagi para petani yang akan melakukan kegiatan penanaman bukan saja untuk padi akan berpengaruh juga ke tanaman lain termasuk tembakau yang menjadi tanaman primadona di musim panas terutama di daerah selatan Lombok Timur.
Menurutnya lagi, keterbatasan pupuk subsidi itu bisa diatasi dengan menggunakan tambahan pupuk nonsubsidi. Namun, pada kenyataannya, pupuk non subdidi juga sulit didapat. Hal itu lantaran kios maupun distributor tak berani menyimpan banyak pasokan karena persentase kebutuhannya yang lebih kecil.
Sementara itu Kepala Unit Penyuluhan Pertanian Kecamatan Sakra Barat Sarkawi, SP sa’at dihubungi kampung- Media mengatakan, Kelangkaan Pupuk rata terjadi di seluruh daerah, keluhan petani sama saja, sulitnya membeli pupuk bersubsidi,” Katanya.
Ia menyebut, salah satu penyebab masalah sulitnya memperoleh pupuk subsidi kali ini adanya penguranan stok. Ia mengatakan, hal itu dibutuhkan penyesuaian dan sosialisais yang lebih masif dari pemerintah.