Perjuangan kaum perempuan di Desa Nyelekit tak pernah surut. Diskusi dan seminar terus berlangsung sehingga kaum perempuan ini kecerdasannya makin meningkat. Seiring dengan itu, penghormatannya terhadap kaum lelaki cukup tinggi. Mereka sangat menyadari bahwa mengangkat harkat dan martabat kaum perempuan tidak identik dengan berperang melawan lelaki.
Hari itu cukup berbeda, diskusi kaum perempuan kali ini justru menghadirkan Abu Macel sebagi pembicara. Ia laksana seorang Pangeran di tengah ‘Para Penghimpun Syurga’.
“Seorang lelaki wajib terlebih dahulu memberikan perlindungan rasa aman, rasa nyaman dan rasa tentram kepada kaum perempuan….!!!! Ini tuntunan….!!!! Mana mungkin seorang perempuan akan melaksanakan kewajibannya kalau dia tak merasa aman…????” katanya berapi-api disambut tepuk tangan yang meriah.
“Sebagai lelaki saya menyadari, bahwa kaum perempuan adalah pekerja keras. Sedangkan lelaki, keras dulu baru kerja.” Tepuk tangan makin meriah tanpa sadar kalau Abu Macel mulai bercanda.
“Perempuan juga dikenal lebih kuat dari kaum lelaki. Kemana-mana kaum perempuan sangat kuat memanggul gunung. Sedangkan lelaki, hanya membawa dua biji telur saja harus meminta bantuan burung….!!!” Lanjutnya dan suasana makin semarak.
“Saya pernah ditanya, kenapa kalau perempuan kalau berhubungan atau gonta ganti pasangan dengan banyak lelaki dibilang perempuan gak bener. Sedangkan lelaki kalau berhubungan dan gonta ganti perempuan justru dibilang lelaki hebat, walaupun semua itu keliru.” lanjutnya berkisah.
“Kemudian saya menjawab, itu kan persoalan cara berfikir logika saja. Penjelasannya sederhana. Kalau satu lubang kunci bisa dibuka oleh banyak anak kunci, itu termasuk lubang kunci yang rusak. Tapi kalau satu kunci bisa membuka banyak lubang kunci, disebut masternya kunci,” jelas Abu Macel dan perserta diskusi mesam-mesem saling lirik.