Perhelatan MotoGP di NTB pada Maret lalu berdampak besar pada kegiatan ekonomi Nusa Tenggara Barat. Total perputaran uang selama gelaran sebesar 606,7 miliar rupiah.
“Ternyata dampaknya luarbiasa. Hitungan BPS, perputaran uang selama MotoGP, 606,7 miliar rupiah.Jadi mari bersama menjaga kondusifitas daerah kita agar tetap aman dan menyenangkan sehingga tetap menjadi pilihan utama sebagai tuan rumah berbagai event besar nasional dan internasional”, ungkap Gubernur NTB Dr H Zulkieflimansyah SE MSc saat menerima Kepala Badan Pusat Statistik NTB dan tim di pendopo Gubernur, Kamis (28/04).
Mendapat paparan dan penjelasan dari Biro Pusat Statistik NTB tentang pengaruh MotoGP terhadap kegiatan ekonomi di NTB, Gubernur menambahkan selama event MotoGP, dampaknya pada pertanian, kuliner, hotel, bisnis angkutan dan lain lain sangat menggembirakan.
Sementara itu, Kepala BPS NTB, Drs Wahyudin MM menjelaskan, perhitungan BPS berdasarkan analisa sepuluh hari jelang dan pasca gelaran MotoGP di sirkuit Mandalika. Hal ini juga berdampak pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
“Tapi data rilnya akan dirilis BPS pada Juni mendatang berikut PDRB NTB tahun 2022 ini”, jelasnya.
Terkait analisa tersebut, pihak BPS menyebut MotoGP Mandalika tanggal 18-20 Maret 2022 cukup banyak menyedot penonton. Saat gelaran World Superbike (WSBK) November 2021 lalu, Wahyudin menjelaskan, ekonomi NTB bisa didongkrak cukup baik. Pada triwulan IV 2021, ekonomi bisa tumbuh menjadi 3,41. “Selama satu tahun pertumbuhan ekonomi NTB sebesar 2,30 persen. Tapi dengan adanya WSBK, ekonomi NTB tumbuh lebih tinggi,” ujarnya.
Event MotoGP ini jauh lebih besar dari WSBK, antusias publik menyaksikannya jauh lebih besar. Sehingga ekonomi terdorong dari sisi akomodasi (hotel/penginapan), ditambah makan minum. Demikian juga transportasi yang dilibatkan sangat banyak.
Akomodasi juga mengalami pertumbuhan angka besar. Fakta lapangan, event MotoGP membuat harga-harga hotel naik sangat signifikan. Selain itu, tingkat keterisian hotel (okupansi) juga penuh.
Pergerakan aktivitas ekonomi selama gelaran MotoGP, ditambah dengan masuknya musim panen raya padi, Wahyudin menegaskan, ekonomi NTB tumbuh signifikan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), perekonomian Provinsi NTB yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp33,06 triliun di kuartal I-2021 lalu. Pertumbuhan tersebut, terkontraksi 1,13 persen jika dibanding posisi kuartal I-2020.(jm)