PENGERTIAN
Menurut Jacobs, Harvill dan Manson (1994); dinamika kelompok adalah kekuatan yang saling mempengaruhi hubungan timbal balik kelompok dengan interaksi yang terjadi antara anggota kelompok dengan pemimpin yang diberi diberi pengaruh kuat pada perkembangan kelompok. Dinamika berati interaksi atau interdependensi antara kelompok satu dengan yang lain, sedangkan kelompok adalah kumpulan individu yang saling berinteraksi dan mempunyai tujuan bersama. Fungsi dari dinamika kelompok adalah menciptakan kerja sama di antara anggota kelompok sehingga akan menguntungkan satu sama lain, memudahkan dalam menyelesaikan pekerjaan yang dihadapinya, dan memberikan kesempatan kepada semua orang untuk memberikan pendapat atau gagasan. Menurut Slamet Santoso (2004), dinamika adalah tingkah laku yang langsung mempengaruhi warga lain secara timbal balik. Dinamika berarti interaksi dan interdependensi antar anggota kelompok.
Dalam pelaksanaan diklat seringkali diberikan materi dinamika kelompok pada awal diklat dengan maksud agar terjadi saling mengenal diantara anggota kelompok, menjalin kerjasama dan menjalin kekompakan sehingga pelaksanaan diklat dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itu, dinamika kelompok dilakukan pada awal diklat serta dengan materi permainan yang akan menjalin kerjasama kelompok. Dinamika Kelompok pada diklat permodalan koperasi pada Balatkop UKM Provinsi Nusa Tenggara Barat, dilakukan dengan membagi peserta dalam 4 kelompok dengan anggota masing-masing 7-8 orang. Dinamika kelompok dilakukan dengan mengajak peserta berpikir melalui analisis pohon masalah.
TUJUAN
Tujuan dinamika kelompok adalah :
1. Sebagai lumbung dari ide-ide yang ingin dilaksanakan. Kelompok yang berisi beberapa anggota mempunyai latar belakang yang berbeda sehingga jika dihadapkan persoalan akan memunculkan ide-ide yang beragam. Diskusi antarkelompok pada akhirnya akan menghasilkan solusi bersama dalam bentuk kesepakatan terhadap langkah-langkah yang akan dilakukan.
2. Sebagai ikatan jiwa antaranggota kelompok. Ikatan antarkelompok yang kuat akan memudahkan dalam bekerjasama, baik dalam pelaksanaan diklat maupun pasca diklat. Ikatan yang kuat diantara anggota kelompok akan memudahkan dalam berkomunikasi dan diskusi, sehingga terhadap permasalahan yang dihadapi salah satu anggota dapat dikonsultasikan untuk dipecahkan bersama.
3. Menjadi sasaran dan juga menjadi sumber dari konsep perencanaan kerja. Dengan kelompok yang kuat maka akan berjalan menjadi konsep kerja yang baik dalam hal kerjasama, merumuskan tujuan dan mencapai kebersamaan.
Jadi untuk menguatkan kelompok, perlu dilakukan kegiatan yang mampu mengenalkan dan mengakrabkan antaranggota kelompok dan antarkelompok dalam bentuk materi Dinamika Kelompok.
PRAKTEK DINAMIKA KELOMPOK
Dinamika kelompok pada diklat permodalan koperasi pada Balatkop UKM dilakukan dengan mengajak memecahkan masalah secara bersama dengan analisis pohon masalah. Hal ini dilakukan dengan tujuan meningkatkan daya pikir dan kerjasama kelompok untuk bersama-sama mengajukan ide-ide atau gagasan dalam pemecahan masalah bersama.
- Pembagian Kelompok
Peserta diklat dibagi menjadi 4 kelompok yang masing-masing beranggotakan 7-8 orang, dan menunjuk 1 orang ketua kelompok. Setiap anggota kelompok merupakan pengurus koperasi yang berbeda-beda, sehingga akan mempunyai permasalahan yang berbeda pula.
2. Penjelasan
Analisis pohon masalah merupakan alat analisis sederhana yang cukup baik untuk mencari akibat, masalah dan penyebab utama. Penyelesaian bukan pada akibat tetapi terhadap masalah utamanya, karena akibat pada dasarnya merupakan gejala atau symptom yang timbul karena suatu masalah. Sedangkan masalah muncul karena ada penyebab-penyebab utama, serta rangkaian penyebab di bawahnya.
Akibat, merupakan kondisi yang dirasakan saat ini atau sebagai hasil dari kegiatan di masa silam yang sudah dilakukan. Jika yang diselesaikan adalah akibatnya, maka pada dasarnya hanya akan menyelesaikan gejala yang mungkin pada suatu saat akan muncul kembali. Penyelesaian masalah harus menjadi fokus utama, agar tidak memberi dampak yang lebih besar. Permasalahan akan selalu timbul jika penyebab terjadinya masalah tidak terselesaikan. Jika diurai lebih lanjut, penyebab-penyebab tersebut mempunyai penyebab pada level kedua dalam jumlah yang semakin banyak. Diantara sejumlah penyebab level 2, ditentukan penyebab yang paling berpengaruh terhadap timbulnya penyebab utama.
Analisis pohon masalah, selanjutnya dilakukan dengan analisis pohon harapan dengan cara membalik arah dan menggunakan kalimat yang positif. Pohon harapan sebagai bagian dalam penyelesaian masalah sehingga diperoleh penyelesaian.
3. Praktek Dinamika Kelompok
Untuk lebih memudahkan dalam pemahaman analisis pohon masalah, dilakukan praktek analisis masalah berdasarkan kondisi koperasi.
Pohon Masalah.
Berdasarkan 9 penyebab level 2, peserta memilih Pendapatan Rendah sebagai masalah utama yang harus diselesaikan. Pemilihan disesuaikan dengan kondisi masyarakat sesungguhnya yang mempunyai pengaruh paling dominan. Selanjutnya disusun pohon harapan, dengan kalimat yang positif, sebagai berkut :
Berdasarkan analisis pohon harapan maka diperoleh kunci utama dalam meningkatkan modal koperasi adalah peningkatan pendapatan anggota yang semakin tinggi pula.
4. Strategi Peningkatan Pendapatan Anggota Koperasi.
Pendapatan anggota koperasi harus diketahui dari sumber yang menjadi penyebab rendahnya pendapatan. Peran pengurus yang mempunyai empati, tidak saja hanya sebatas pada pemberian pinjaman modal tetapi juga mengarah pada pembinaan dan pengelolaan keuangan agar dapat digunakan secara produktif. Proses penggalian potensi anggota Koperasi perlu dilakukan dengan mengukur kemampuan dalam usaha, kemampuan pengelolaan keuangan serta pengembangan pasar. Anggota koperasi perlu didampingi oleh pengurus agar lebih produktif, karena jika terjadi kegagalan dalam usaha anggota koperasi akan berdampak pula bagi pembayaran iuran koperasi. Sebagai cotoh adalah anggota koperasi yang berwirausaha (UMKM) dengan bantuan modal berupa pinjaman koperasi. Jika usaha yang dijalankan mengalami kegagalan maka bisa dipastikan pembayaran pinjaman, iuran koperasi juga akan terhambat. Dalam kasus seperti ini maka pengurus harus bisa memastikan bahwa pinjaman yang dilakukan dapat digunakan secara produktif.
Pendampingan pengurus Koperasi dapat dilakukan secara tidak langsung dengan mengajukan permohonan kepada pemerintah atau lembaga lain untuk melakukan pendampingan teknis pengembangan usaha anggota koperasi. Sedangkan pengurus koperasi dapat mendampingi dalam bentuk penggunaan dana pinjaman, agar dapat lebih produktif.
Dinamika kelompok kali ini dilakukan pada diklat Koperasi dengan mengembangkan pola pikir analitis, merancang bersama dan mengembangkan empati antaranggota dan pengurus koperasi. Dengan demikian terdapat 2 hal yang diperoleh yaitu (1) komunikasi yang baik antarpeserta diklat koperasi, dan (2) pengembangan pengetahuan analisis usaha. (Andi Pramaria – Widyaiswara Ahli Utama Balatkop UKM NTB)