Tanaman pisang (Musa paradisiaca L.) merupakan tanaman yang sudah banyak dikenal di dunia. Buah pisang banyak disukai masyarakat, perkotaan maupun perdesaan, dengan harga yang relatif murah serta mempunyai manfaat yang besar karena kandungan vitamin yang sangat berguna bagi tubuh. Berbagai jenis pisang juga sudah sangat dikenal antara lain pisang kepok, pisang susu, pisang ketip, pisang raja, pisang ambon, dan lain-lain. Buah pisang dapat dikonsumsi secara langsung, namun dapat juga diolah menjadi berbagai produk turunan yang sangat bermanfaat.
- Produksi pisang Provinsi NTB
Produksi pisang di Provinsi Nusa Tenggara Barat sangat tinggi. Hal ini mengingat kondisi geografis dan klimatologis yang sesuai bagi pengembangan tanaman pisang. Data tahun 2013-2001, menunjukan produksi pisang yang cukup besar secara nominal dengan pertumbuhan yang fluktuatif. Produksi pisang tersebut, sebagian besar diperdagangkan dalam bentuk primer, tanpa diolah menjadi produk turunan yang lebih bernilai. Akibatnya, tidak diperoleh nilai tambah dari produksi pisang. Pendapatan yang diperoleh hanya berupa jumlah produksi dikalikan harga (QxP), sedangkan jika dilakukan pengolahan maka pendapatan yang diperoleh adalah jumlah produksi dikalikan harga ditambah dengan nilai tambah (QxP+nilai antara). Kegiatan ekspor atau perdagangan luar daerah, terlihat membanggakan namun jika diteliti dan didalami lebih jauh akan menjadi kerugian yang besar. Pisang dipasarkan keluar daerah, tentu akan mendatangkan uang masuk ke daerah, sehingga akan meningkatkan pendapatan masyarakat daerah Nusa Tenggara Barat. Harga pisang masih sangat murah yaitu Rp. 1.000-1.500 setiap sisir, tergantung jenis pisangnya (Erwandi, Kades Lantan, Lombok Tengah).
Untuk meningkatkan nilai maka diperlukan pengolahan menjadi produk turunan yang lebih bernilai karena terdapat nilai tambah. Nilai tambah disebut juga sebagai nilai antara yaitu nilai produk akhir dikurangi dengan nilai awal. Jika hal ini dilakukan maka pendapatan yang berasal dari komoditas pisang akan semakin tinggi.
- Pohon industri pisang
Pohon industri merupakan informasi berbasis pengetahuan hasil penelusuran informasi yang disusun untuk memberikan gambaran jenis-jenis produk yang dapat di buat dari suatu komoditas. Dapat juga diartikan sebagai hasil produk dari suatu komoditas yang disajikan dalam bentuk bagan, gambar, atau diagram. Pemanfaatan bagian-bagian dari pohon pisang sangat beragam meliputi sebagai bahan pangan, pakan, obat-obatan dan lain-lain. Untuk menjadi produk-produk turunan, maka diperlukan proses pengolahan bahan baku menjadi produk turunan yang lebih bernilai.
Jika dicermati lebih dalam dapat diperoleh gambaran bahwa pohon pisang mempunyai manfaat yang sangat luas dari mulai daun, bunga, buah, batang dan umbi dapat dimanfaatkan berbagai macam. Pengolahan juga tidak harus dilakukan dengan teknologi tinggi, tetapi dapat dilakukan dengan cara yang sederhana.
- EKONOMI PISANG NTB
Tahun 2021 produksi pisang di NTB mencapai 1.183.892 kwintal atau setara dengan 118.389.200 kg. Jika 1 sisir pisang setara dengan 2 kg dan 1 sisir pisang seharga Rp. 1000,- maka akan diperoleh nilai ekonomi sebesar Rp. 59.194.600.000,-. Nilai tersebut merupakan produk primer, yaitu produk yang diperdagangkan secara langsung tanpa pengolahan. Apabila diperdagangkan melalui pengolahan sebagai proses industrialisasi maka akan diperoleh nilai yang lebih tinggi. Sebagai contoh sederhana adalah proses pembuatan pisang goreng, 1 sisir pisang bisa menjadi 40 biji pisang goreng, ditambah tepung, minyak goreng, gas LPG, maka biaya produksi 1 sisir pisang ± Rp. 14.000,- ditambah harga pisang Rp, 1000,- maka biaya proses dan bahan baku mencapai Rp. 15.000,-. Jika satu biji pisang goreng dijual Rp.500,- maka akan diperoleh nilai Rp. 20.000,-, sehingga keuntungan menjadi Rp. 5000,- setiap sisir pisang. Bayangkan jika banyak pisang yang diolah ?
Penulis: Andi Pramaria – Widyaiswara Ahli Utama Nalatkop UKM NTB