Saat tiba nafas di ujung hela
Mata tinggi tak sanggup bicara
Mulut terkunci tanpa suara
Bila tiba saat berganti dunia
Alam yg sangat jauh berbeda
Siapkah kita menjawab semua pertanyaan
Bila nafas akhir berhenti sudah
Jantung hatipun tak berdaya
Hanya menangis tanpa suara
Sepenggal lirik lagu “Bila Tiba” nya Ungu ini, mengiringi tangis tanpa suara, atas berpulangnya Bapak H. Bambang Kristiono SE – Bang HBK – Wakil Ketua Komisi I DPRRI dapil NTB 2 Pulau Lombok dari Partai Gerindra.
Saat awal-awal pesan WA berisi berita duka meninggalnya Bang HBK tiba, spontan saya jawab tidak benar. Saya benar2 tidak siap terima berita itu. Pengirim pesan kembali mengirim info susulan mempertegas bahwa info awalnya itu benar.
Karena belum percaya, saya konfirmasi ke teman2 yg akrab dengan Bang HBK. Satu persatu ternyata mengiyakan. Satu persatu pesan berantai bersusulan masuk membanjiri berbagai group WA. Innalillahi wainnailaihirojiun.
Di tengah kesibukannya sebagai politisi, wakil rakyat dan seabrek aktivitasnya, alhamdulillah saya sempat bertemu beberapa kali dengan Bang HBK. Bila bertemu, sillaturrahmi dan diskusipun berlangsung hangat, gayeng dan pasti bermutu. Ide-idenya brilian dan penuh kejutan. Kesannya sebagai pribadi yg tegas dan bertanggung kian lengkap dengan kepedulian sosialnya yg tinggi. Sungguh Bang HBK adalah sosok sahabat yang baik dan berpikiran maju.
Ada rasa sesal dan sedih yg mendalam, karena rencana bertemu dan diskusi minggu-minggu terakhir ini belum terwujud. Karena padatnya agenda Bang HBK. Saya sangat berharap untuk mendapatkan waktu luangnya karena rencananya akan mendiskusikan 3 topik menarik.
Pertama, terkait Lombok Football Club (LFC). Beliau memang sangat ingin ada club sepak bola dari NTB yg bisa menembus liga 2 dan syukur-syukur liga 1. Saya sangat antusias bila diajak diskusi tentang LFC sebagai iconic dan local hero baru yang akan membawa harum nama Lombok Nusa Tenggara Barat.
Komitmen Bang HBK membangun dan membesarkan LFC luar biasa. Sesungguhnya, Bang HBK bisa saja langsung “membeli” club sepak bola yg telah tampil di Liga 2. Namun, Bang HBK tetap memilih membina suatu club untuk berlaga secara berjenjang mulai liga 3. Melalui pembinaan LFC yg berlaga di Liga 3, maka ada peluang besar pesepak bola asal NTB banyak yg masuk.
Kedua, terkait GOR Turide. Bang HBK memandang perlu ada GOR di NTB yg representatif. Sebagai tempat digelarnya berbagai event olahraga yg berstandar nasional bahkan internasional. Ide ini sangat saya hargai. Pemerintah Provinsi NTB sangat berkepentingan akan hadirnya stadion yg sangat representatif.
Rencana renovasi GOR Turide, akan menjadikan GOR Turide layak untuk menggelar pertandingan sepak bola Liga 2. Layak untuk lomba lari dg 8 lintasan, termasuk terpenuhinya syarat untuk kelengkapan sebuah stadion, seperti kamar ganti atlit, kamar mandi, ruang rehat, lighting, digital scoring board, sanitasi, dll
Sebagai catatan, tahun 2025 nanti NTB akan menjadi tuan rumah FORNAS ( Festival Olah Raga Nasional ) VIII KORMI ( Komite Olah Raga Masyarakat Indonesia ) yang akan menghadirkan tidak kurang dari 25.000 orang pegiat olahraga tanah air bahkan mancanegara.
Tahun 2007, NTB telah ditetapkan oleh Dewan Pengurus KORPRI Nasional (DPKN) sebagai tuan rumah PORNAS VII KORPRI. Puncaknya, tahun 2028, NTB tuan rumah bersama penyelenggaraan PON XXII bersama Provinsi NTT. Dengan sentuhan tangan dingin Bang HBK bersama kolega2 investornya, sangat di harapkan mampu membantu Pemerintah Provinsi NTB membangun venue2 pertandingan olahraga yg berstandar itu.
Ketiga, ingin mendirikan SMA Taruna Nusantara di NTB. Bila ini terwujud ada ruang yg terbuka dan proporsional bagi putra putri terbaik di daerah untuk bisa mengakses pendidikan yg unggul tsb. Tentunya berdasarkan sistem dan mekanisme perekrutan yg dipersyaratakan. Pendirian SMA Taruna Nusantara di NTB, bisa mengcover dan menjadi affirmative action bagi putra putri terbaik di kawasan Indonesia Timur. Selain untuk menyebar dan memeratakan sarpras di wilayah NKRI.
Terkait pendirian SMA Taruna Nusantara, Bang HBK sangat mengatensi penyiapan SDM Unggul dari daerah yg mampu berkompetisi pada level nasional dan global. Bang HBK sudah bincang2 pemanasan tentang alternative lokasi dan penyiapan lahannya.
Sambil menunggu tibanya jenazah, saya membuat catatan kecil ini sembari menerawang 3 rencana besar yang ingin di persembahkan Bang HBK kepada rakyat di daerah yang telah menghantarkannya duduk di Senayan. Kini dengan kepergian Babg HBK, NTB membutuhkan sosok HBK-HBK baru yang siap mewujudkan impian ini jadi nyata.
Bersama Bung Bezed, salah seorang sahabat Bang HBK, kami larut dalam suasana duka keluarga dan pelayat yang kian sore kian berduyun2 datang memberi penghormatan dan doa. Tepat pukul 17.00 wib di saksikan ratusan pasang mata jiran tetangga, sahabat dan kerabat para tokoh2 penting Republik ini, jenazah almarhum Bang HBK tiba di rumah duka di Jalan Kemang Timur 18 nomor 8A RT 01/RW 003 Kelurahan Bangka, Kecamatan Mampang Prapatan Jakarta Selatan. Selanjutnya pukul 19. 30 jenazah almarhum Bang HBK di bawa menuju tempat peristirahatannya yang terakhir di San Diego Hills Fitrah Mansion.
Terima kasih dan selamat jalan Bang HBK. Allahumagfirlahu warhamhu waafihi wa’fuanhu. Alfatehah. Aamiin YRA.
Kemang, 20.7.2023 (H.lalu Gita Ariadi – Sekda NTB)