Mataram – Selama ini pulau Lombok dikenal dengan sebutan pulau seribu masjid, tapi bagi Habib Jindan bin Novel bin Salim bin Jindan, pulau Lombok adalah pulau santri. Hal tersebut diungkapkannya dalam Tausyiah di kegiatan Tabligh Akbar Alwafa Bi’ahdillah yang berlangsung pada Selasa (05/03/24), di lapangan Sangkareang Mataram.
“Dari pulau ini, para santri santri yang ada di ribuan pesantren yang berdiri di pulau ini, menyebar ke seluruh penjuru Indonesia, menyebarkan ilmu ilmu dari para Ulama Ahlussunnah Wal Jamaah,”tutur cucu dari Habib Salim bin Ahmad bin Jindan ini.
Selain itu, Ulama yang juga menjabat sebagai pimpinan Yayasan Al Fachriyah, Tangerang, Banten ini, mengingatkan kepada seluruh jamaah yang memadati lapangan Sangkareang Mataram, untuk selalu menjaga persatuan dan rasa persaudaraan, serta menyambut
Ramadhan dengan hati yang bersih, pikiran yang bersih, serta prasangka baik kepada Allah SWT dan sesama manusia.
Ditegaskan kembali olehnya, Seorang muslim dengan muslim lainnya adalah bersaudara, sehingga tidak sepantasnya ada kebencian yang mengakar dalam diri mereka,permusuhan yang bekepanjangan, dan sifat dengki yang menggerogoti akhlak mereka. Islam adalah Rahmat.
“Rahmat Allah SWT tak akan turun kepada suatu kaum, manakala ada yang memutus silaturahmi. Silaturahmi yang terputus karna perkara dunia. Yang benci satu muslim, tidak akan mendapatkan ampunan.”tegasnya mengingatkan semua pihak.
Dalam usaha membangun bangsa dan negara yang sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW., dibutuhkan generasi yang berilmu dan beradab, serta mempunyai semangat tinggi dalam berdakwah. Majelis Al-Wafâ Bi’ahdil-lâh adalah sebuah majelis yang berorientasi kepada hal tersebut. Majelis Al-Wafâ Bi’ahdil-lâh didirikan oleh Ad-Da’i Ilallah Al-Habib Umar Bin Hafidz yang awalnya sebagai wadah alumni Pondok Pesantren Darul Musthafa,
Tarim – Hadramaut Yaman.
Kini dijadikan wadah umum bagi para pegiat dakwah
(muhtammina bidda’wah) yang berpedoman kepada al-Qur’an, al-Hadis, dan mengikuti Salafusshalih serta tidak berafiliasi dengan politik praktis.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Wali Kota Mataram, TGH Mujiburrahman menyampaikan rasa kebanggaannya atas dipilihnya kota Mataram sebagai tuan rumah untuk acara yang begitu besar dan bermakna ini.
“Acara ini tidak hanya meninggalkan kesan spiritual yang mendalam, tetapi juga memperkuat ikatan sosial antar jamaah. Tabligh Akbar Alwafa bi’ahdillah menjadi simbol persatuan dan kebersamaan dalam mencari kedamaian dan keberkahan.”pungkas Ulama asal Sekarbela Mataram ini dalam sambutan singkatnya.(TK-DISKOMINFO)