Oleh Abu Ikbak
Seorang akan berada ditempat, sesuai dengan keadaan yang sedang dijalani, seperti jamur hanya tumbuh ditempat yang lembab, di musim penghujan, saat sinar matahari sangat kurang, singkatnya hidup dan mesin ditentukan kapasitas yang sedang dijalani.
Tidak mudah memanipulasi ekosistem, membuat ekosistem buatan pada skala kosmis hanya prerogative tuhan, manusia hanya objek penderita, kemampuan manusia dengan segala potensi akal dan pengetahuan dan label “khalifah” yang mereka sandang hanya mampu merekayasa mikro kosmis, itupun terbatas.
Keberhasilan Negara maju menciptakan matahari buatan, selain sebagai issu, hanya akan menambah daftar panjang jumlah kekecewaan manusia tak lebih dari itu.
“Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dialah yang menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan tahun, dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.”(QS. Yunus 10: Ayat 5)
Menghadirkan penggalan ayat ini, seakan menuang air panas dalam adonan kopi gula, selain memberikan kesan baik, juga mampu menciptakan sensasi rasa yang “jleb” pada minuman dengan penikmat terbesar didunia ini. konci kenikmatan rasanya pada takaran dan mekanisme pencampurannya.
Hidup dan mesinpun begitu, diwarnai dan didominasi oleh pengalaman dan pengetahuan, kemudian dikatalisir oleh doktrin dan ajaran agama dari kitab suci yang diyakini mereka, bila takarannya salah akan menghasilkan rasa yang kurang, atau mekanisme katalistiknya keliru akan berakhir kecewa,
Saya punya pengalaman, hingga saat ini masih saya jalani, menghabiskan waktu diatas jalanan adalah keseharian sopir angkutan, hidup sangat dipengaruhi mesin, bukan hanya saya semua manusia yang berteman mesinpun mengalami hal serupa saya.
Manusia ibarat mesin, yang dibantu oleh mesin pembantu, yang dibuat oleh mesin, cara kerja yang sangat canggih, mesin diatas mesin, dan sederet mesin mesin berikutnya, disini, otak saya mulai nyut nyut membayangkan dunia yang dipenuhi ribuan dan jutaan mesin.
“Tahun 2000 hidup serba mesin, berjalan, berlari dilayani mesin, manusia hidup berkawan mesin, nun demikian penuh tantangan” Kutipan bait lagu Kelompok musik nasidaria, akhir 80an masih ektual sampai zaman semilenal sekarang.
Eh,,, mengapa kita harus repot kan ada istilah reparasi, automotive atau sparepart yang mudah didapat, mengapa harus susah hanya untuk menjalani sistem, kita hanya mesin yang dipekerjakan untuk tujuan pembuatan jadi nggak usah mikir… Gitu aja kok repot.
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Az-Zariyat 51: Ayat 56)