Kota Bima – Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan sedemikian pesat seiring kebutuhan, terutama dalam bidang IT. Penggunaan absensi sidik jari (fingerprint) merupakan salah satu penunjang untuk menghindari manipulasi data, dan menghemat waktu dalam melalukan absensi. Tidak hanya di perkantoran, di beberapa sekolah pun sudah mulai menggunakan absensi sidik jari (fingerprint), baik untuk guru maupun untuk siswa.
Seluruh siswa MAN 2 Kota Bima mulai melakukan absensi menggunakan mesin absensi sidik jari atau fingerprint pada awal semester genap bulan Januari 2022 lalu. Penggunaan sidik jari untuk absensi siswa dapat menjadi solusi cara absensi yang lebih baik. Diharapkan dapat mengatasi permasalahan dan meningkatkan kinerja sekolah. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki sistem absensi yang dilakukan dengan cara manual. Demikian yang disampaikan oleh Kepala MAN 2 Kota Bima Muslihah, S.Pd.
“Pengadaan mesin absensi sidik jari (fingerprint) bagi siswa sebagai langkah awal menuju digitalisasi madrasah. Hal ini sesuai dengan program Kementerian Agama (Kemenag) RI yang tengah melakukan transformasi digital terhadap seluruh layanan dan sistem. Kemenag RI telah merilis digitalisasi layanan pada Januari 2022. Digitalisasi transformasi digital atas semua pelayanan dan tata kelola Kemenag diharapkan semua menjadi transparan, akuntabel, dan terbuka”, ungkap Muslihah penuh harap.
Dikatakannya, fingerprint merupakan sistem absensi yang diharapkan mampu membangun kedisiplinan siswa. Aplikasi absensi fingerprint difungsikan untuk memudahkan manajemen data kehadiran siswa sekaligus database madrasah berbasis teknologi sidik jari. Disamping itu, absensi fingerprint bertujuan untuk melatih kedisiplinan siswa, membiasakan siswa datang tidak terlambat, tertib administrasi siswa, budaya antre dengan tertib dan sopan bisa didapatkan ketika siswa melaksanakan proses absensi tersebut. Orang tua/wali siswa juga dapat memantau kehadiran putra-putrinya di sekolah.
“Aplikasi ini memiliki fitur Short Massage Service Gateway (SMS Gateway) yang memungkinkan orang tua dapat memastikan putra-putrinya belajar dengan baik sesuai dengan jadwal. Setiap siswa yang melakukan scan absensi pada mesin fingerprint dapat langsung dikirim kepada orang tua/wali siswa melalui SMS di Handphone. Sehingga secara otomatis memberitahu orang tua/wali siswa tentang kehadiran putra-putrinya pada hari itu atau pada tanggal dan bulan tertentu ”, terang Kepala Madrasah.
Proses absensi dengan fingerprint, lanjutnya, datanya akurat. Hal ini dikarenakan proses absensi tidak dapat diwakilkan, sebab identifikasi kehadiran siswa menggunakan sidik jari (fingerprint) dari siswa tersebut.
“Kami memiliki 3 mesin fingerprint. Lokasinya di Ruang PPSP (Pelayanan Pendidikan Satu Pintu). Satu mesin fingerprint khusus untuk kelas X. Satu mesin fingerprint khusus untuk kelas XI. Dan satu mesin fingerprint khusus untuk kelas XII. Sehingga siswa langsung absen sesuai tingkatnya masing-masing”, pungkasnya.
Untuk diketahui bahwasanya di Provinsi NTB, sekolah yang telah menggunakan absensi sidik jari (fingerprint) bagi siswa hanya 2 sekolah, yakni MAN 2 Mataram dan MAN 2 Kota Bima. (NR)