Menghadiri Reuni ke 15 Abu Sittin, Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM) Darussalam, Gontor, Jawa Timur, Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr H Zulkieflimansyah, SE, MSc memohon dukungan dan doa komunitas pesantren agar pembangunan di NTB maju dan berkah.
“Terimakasih sudah memilih NTB untuk menggelar reuni. Pesantren Gontor dan tokoh tokohnya sudah lama menjadi inspirasi bagi generasi muda NTB dalam menuntut ilmu”, ucap Gubernur di Gedung Al Ihsan, Mataram, Senin (04/07).
Dikatakan Gubernur, memimpin NTB bukanlah perkara mudah. Terlebih dengan kondisi sulit bencana maupun hubungan dengan pemerintah pusat. Hal ini karena NTB yang didera gempa bumi dan pandemi membuat ekonomi masyarakat melambat.
Lantas, sebagai daerah diantara Bali dan NTT, daya tawar NTB untuk meminta perhatian lebih dari pemerintah pusat sangat kecil.
“Karena masyarakat NTB mayoritas tak memilih kepemimpinan sekarang. Jauh berbeda dengan dua daerah di sebelahnya”, jelas Gubernur.
Namun demikian, sejak dihadirkannya beragam event internasional di NTB, perhatian pemerintah pusat dalam mendukung pembangunan di NTB sangat besar karena gelaran internasional tersebut mensayaratkan infrastruktur yang berkelas sehingga fasilitas layanan dasar seperti jalan, rumah sakit, bandara dan lainnya ditingkatkan dan sudah dimiliki NTB.
Nantinya, tambah Gubernur, event event internasional akan mendatangkan nilai ekonomi dari banyak sektor mulai investasi, pariwisata sampai UKM. Oleh sebab itu, ia meminta dukungan dan doa agar pembangunan NTB makin maju dan berkah.
Sementara itu, KH Hasan Abdulla Sahal, salah satu pendiri Pondok Moderrn Gontor mengatakan, kebijakan Gubernur dalam membangun NTB membutuhkan jiwa besar.
“Karena walaupun kecil, kebesaran jiwa akan membuat perbedaan dan kemajuan. Dan jiwa besar itu hanya diajarkan di pesantren”, ucap kyai Hasan.
Di bagian lain sambutannya, kyai sepuh ini juga mengapresiasi komunitas Abu Sittin yang merupakan kumpulan alumni Gontor lulusan tahun 1960.
Bagi kyai Hasan, sebagai pelopor silaturahmi antar alumni, Abu Sittin dinilai berhasil merekat persaudaraan dan merawat kebersamaan selama ini. Hasilnya, komunikasi tetap terjalin untuk menghasilkan sesuatu bagi bangsa, agama dan negara tak sekadar temu kangen para kyai sepuh.
Hadir pula dalam Reuni Abu Sittin ke 15, pimpinan ormas Islam, pimpinan pondok pesantren se Lombok dan alumni Gontor se Indonesia. (jm)