Mataram—Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, menekankan kepada seluruh masyarakat dan pihak pengelola Pantai Mapak Indah agar senantiasa menjaga kebersihan sebagai salah satu pendongkrak sektor pariwisata dengan menjaga alam dan lingkungan.
Hal tersebut diungkapkan Wagub NTB saat melakukan pelepas liaran tukik (anak penyu) di Pantai Mapak Indah, Kota Mataram, Rabu (13/07).
“Disini yang penting itu adalah sampahnya dipungut, dipilah dan kemudian dihubungkan dengan bank sampah. Harus diperhatikan penataannya, terutama kebersihan. Walaupun sederhana, tapi kalau bersih lingkungannya, kita sama-sama enak. Harapan kita disini bisa bersih, karena wisata ini bagus sekali, luar biasa sebagai pusat edukasi,” kata Wagub.
Ia juga turut mengapresiasi para pihak pengelola atas seluruh dedikasinya dalam mengelola dan mengembangkan wilayah Pantai Mapak sebagai Pusat Edukasi Tukik (anak penyu).
“Terima kasih atas dedikasinya, mudah-mudahan pusat edukasi penyu ini bisa berkembang. Sekarang yang penting pusat edukasinya bagus dulu, kompleksnya bisa bersih,” tambahnya.
Dijelaskan H. Awan selaku pihak pengelola Pusat Edukasi Penyu di wilayah Pantai Mapak bahwa tempat penangkaran penyu tersebut merupakan semi kedua dari Tutle Education Center (TEC) di Bali.
“Ini merupakan semi kedua dari Turtle Education Center di Bali yang sudah go international, sedangkan kami masih lokal. Tapi insyaAllah segala macam upaya akan kami upayakan untuk bisa go international, tentunya dengan dukungan Pemprov,” ujar H. Awan.
Sementara itu, terkait penanganan sampah yang ada di wilayah Pantai Mapak Indah, Firmansyah S.Hut., M.Si selaku Kepala Bidang PSPPL Dinas LHK Provinsi NTB menyatakan akan terus bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten/Kota untuk memastikan para pelaku wisata bertanggung jawab atas sampahnya sendiri.
“Tentu di spot-spot tertentu, termasuk di destinasi wisata seperti ini kita akan kerja sama dengan Pemerintah Kota dan Kabupaten setempat untuk memastikan agar setiap pelaku usaha dan masyarakat yang terlibat dalam kegiatan wisata itu kemudian bertanggung jawab atas sampahnya sendiri. Intinya kami siap mendukung kalau kemudian ada permintaan dukungan dari kelompok masyarakat untuk tempat wisata,” tutur Firmansyah. (dea/ofik/diskominfotikntb)