Mataram — Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah mengapresiasi bantuan yang diberikan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi NTB bersama Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD) Provinsi NTB untuk para korban bencana cuaca ekstrim yang melanda dalam waktu belakangan ini hingga perkiraan beberapa waktu kedepan.
Penyerahan secara simbolis bantuan sebesar Rp 300,000,000,- tersebut dilakukan di Aula Pendopo Wagub NTB, pada Kamis (29/12).
“Terimakasih semua, memang modal kita di saat masa sekarang ini adalah gotong royong, dengan bersama insyaallah bisa teratasi dengan baik,” ungkap Ummi Rohmi.
Bantuan yang akan diberikan tersebut dijelaskannya akan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk menangani kondisi emergency selama bencana akhir dan awal tahun seperti perkiraan saat ini.
Untuk relokasi, persiapan jangka pendek maupun jangka panjang juga tengah di rancang oleh Pemprov bersama Pemkab/Pemkot.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Heru Saptaji menjelaskan bahwa bantuan senilai Rp 300,000,000,- dibagi menjadi Rp 200,000,000,- berupa barang yang terdiri dari selimut, terpal untuk alas tidur, makanan siap saji seperti indomie, makanan kaleng seperti sarden dan sebagainya, popok bayi dan orang dewasa, dan tidak lupa pula obat-obatan didalamnya.
Sedangkan untuk yang Rp 100,000,000,- berupa uang tunai, yang di harapkan nantinya secara teknis di lapangan bisa disesuaikan dengan kebutuhan lainnya.
“Bantuan ini berasal dari BI, Ikatan Pegawai BI yang merupakan bentuk kepedulian dari pegawai BI, kemudian juga dari perbankan bank umum dalam wadah BMPD Provinsi NTB, juga didalamnya ada NTB Syariah juga”, jelas Kepala BI NTB.
Dalam konteks ini merupakan bentuk respon cepat tanggap untuk memberikan perhatian, empati, juga sekaligus semangat berbagi.
“Mudahan-mudahan semangat kami dan kepedulian kami ini dengan sedikit bantuan yang kami berikan dapat meringankan, bencana yang ada dapat segera di tangani bagi saudara-saudara kita. Semoga bencananya segera berakhir, cuacanya ekstrimnya segera berlalu, inflasi bisa terkendali, perekonomian pulih dan tumbuh kembali,” tutup Heru. (Nia/Opik/Diskominfotik)