MATARAM-Pagi ini, Rabu (15/2), Anggota VI Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Pius Lustrilanang, dijadwalkan menjadi pembicara kunci dalam Kuliah Umum dan Bedah Buku Aldera: Potret Gerakan Politik Kaum Muda 1993-1999, di Universitas Mataram. Kegiatan ini bagian dari upaya untuk terus mengajak generasi muda, termasuk para mahasiswa, memiliki jiwa gigih, kritis, siap berjuang untuk membela rakyat dan menjaga demokrasi.
Kuliah umum dan bedah buku ini akan digelar di Scientific Lecture Prof H Suparpi Hall, Gedung Kuliah Bersama Universitas Mataram. Menghadirkan narasumber Guru Besar Fakultas Hukum Unram Prof H Zainal Asikin, Ketua Presidium FKMM 1990-1994 Nurdin Ranggabarani, dan jurnalis senior NTB H Agus Talino. Rektor Universitas Mataram Prof Bambang Hari Kusumo, akan membuka acara secara langsung.
“Saya berharap buku ini dapat menjadi sumber pengetahuan yang didiskusikan di ruang-ruang akademis,” kata Pius, dalam keterangan tertulis, pagi ini (15/2/2023).
Doktor Administrasi Negara Universitas Brawijaya ini kemarin sore telah berada di Mataram. Dia menekankan, forum ilmiah kuliah umum dan bedah buku di Unram tersebut sekaligus menjadi ajang untuk terus mengajak para mahasiswa dan kaum muda, agar kritis, gigih, siap berjuang ketika rakyat memanggil, untuk menjaga Indonesia yang demokratis.
Buku Aldera, Potret Gerakan Politik Kaum Muda 1993-1999, mengulas berbagai hal terkait perjuangan kaum muda menggapai demokrasi. Di antaranya, mengenai perjuangan menegakkan demokrasi, perlakuan rezim terhadap para aktivis, termasuk penahanan dan penculikan, serta dinamika gerakan mahasiswa pada 1993-1999. Buku ini merekam salah satu etape perlawanan terhadap rezim otorianisme Orde Baru pada awal 1990-an hingga kejatuhan Presiden Soeharto.
Aldera sendiri merupakan akronim dari Aliansi Demokrasi Rakyat, sebuah organisasi kaum muda anti-otoritarian yang penting dicatat dalam gelombang prodemokrasi menentang rezim Orde Baru, di mana Pius menjabat sebagai Sekretaris Jenderal. Sejarah mencatat, Aldera memainkan peranan penting dalam interaksi perlawanan atas rezim. Pilihan bergerak bersama rakyat yang dimulai dengan membangun gerakan-gerakan perlawanan atas perampasan tanah di Jawa Barat, telah membangun solidaritas gerakan ini dan menjelma menjadi gerakan politik adiluhung sebagai pengontrol sekaligus penentang langsung kebijakan Soeharto. Aldera juga mampu memantik gerakan dari berbagai daerah yang puncaknya Orde Baru tumbang.
Sebelum digelar di Universitas Mataram, kuliah umum dan bedah buku Aldera telah digelar di berbagai perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta ternama di berbagai kota di Indonesia. Pius Lustrilanang yang merupakan inisiator buku Aldera ini juga telah meraih rekor MURI sebagai inisiator penyelenggara kuliah umum dan bedah buku dengan peserta terbanyak pada akhir Januari. Selain itu, buku Aldera juga menyandang predikat sebagai Mega Best Seller, lantaran menjadi buku dengan penjualan terbanyak dalam waktu tercepat, kurang dari empat bulan.
Nurdin Ranggabarani, Ketua Presidium Forum Komunikasi Mahasiswa Mataram (FKMM) Periode 1990-1994 yang menjadi salah satu pembicara dalam forum akademis ini, mengundang seluruh aktivis dan mahasiswa di Kota Mataram maupun di NTB untuk hadir dalam bedah buku.
Nurdin dan Pius sama-sama merupakan aktivis yang menjadi deklarator Aldera. Pada Kongres I Aldera di Cisarua, Bogor, Jawa Barat, 12-13 September 1994, Nurdin bersama Standarkiaa Latief dan Pius, menjadi tiga orang kandidat Sekretaris Jenderal Aldera. Dalam voting waktu itu, Standarkiaa Latief yang terpilih. Di dalam buku Aldera, foto ketiganya sebagai calon Sekretaris Jenderal Aldera tersemat. Dalam perjalanannya, pada periode berikutnya, Pius terpilih sebagai Sekretaris Jenderal Aldera.
“Bedah buku ini akan menambah wawasan kita tentang demokrasi, reformasi, dan berbagai perkembangan mutakhir ketatanegaraan kita di Indonesia,” kata Nurdin.
Tokoh asal Sumbawa yang sebelumnya menjabat sebagai Anggota DPRD NTB ini kemarin, turut menjemput kedatangan Pius di Mataram. Nurdin pun menyampaikan ucapan selamat kepda koleganya, karena buku Aldera meraih predikat Mega Best Seller dan Rekor MURI untuk Pius sebagai inisiator kuliah umum dan bedah buku dengan peserta terbanyak.
Kepada awak media, Nurdin mengemukakan, rekor MURI dan keberhasilan Aldera menjadi buku dengan predikat Mega Best Seller, adalah sinyal bahwa khalayak masih memiliki harapan besar atas perbaikan kondisi kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.
“Itu semua mencerminkan pengakuan publik, bahwa reformasi, demokratisasi, serta perbaikan kondisi bangsa masih menjadi harapan dan tanggung jawab mulia yang diamanahkan rakyat kepada para aktivis mahasiswa dan kaum muda Indonesia,” imbuh Nurdin.
Dia menambahkan, dalam kuliah umum dan bedah buku pagi ini, pencerahan kondisi bangsa dan negara akan disampaikan secara tegas, lugas, lurus, terbuka, dan apa adanya oleh Anggota VI BPK Pius Lustrilanang. (Tim KM Mataram)