Muslimat Nahdlatul Ulama Kabupaten Sumbawa melaksanakan kegiatan Pengajian rutin yang dirangkaikan dengan kegiatan Halal Bihaal yang dihadiri segenap Pengurus Cabang dan anggota serta mengundang Pengurus Anak Cabang dan Ranting se Kabupaten Sumbawa , yang dilaksanakan dirumah Bapak Ahyar,S.Pd, 07/05/2023
Kegatan pengajian secara rutin Pembacaan surah Yaasin bersama sama yang dipimpin oleh salah seorang pengurus atau anggota , Tahlil dan doa dan Siraman rohani
Dalam penyampaian sambutan Ketua Cabang Muslimat Nahdlatul’Ulama Kabupaten Sumbawa Hj.Amnal Jamilah Djoko Pitoyo,S.Ag menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh Pengurus Cabang dan anggota serta Pengurus Anak Cabang dan Ranting se Kabupaten Sumbawa atas keringanan langkahnya untuk dapat mengikuti Pengajian rutin yang dirangkaikan acara Halal Bihalal, selaku Ketua Pengurus Cabang Muslimat NU memohon maaf apabila ada kesalahan kesalahan mohon dimaafkan, dan selanjutnya saling memaafkan sesama pengurus dan anggota untuk saling maaf memaafkan.
Ketua Muslimat juga mengundang Ustad Mu’tazim Anwar ,S.Ag untuk menyampaikan siraman Rohani yang berkaitan dengan Hari Raya Idul Fitri , dalam penyampaiannya sebagai berikut :
Seringkali disebutkan dan memang telah menjadi kenyataan, meminta maaf itu lebih mudah dibandingkan memberi maaf. Ibaratnya, meminta maaf hanyalah sekadar menggerakkan dua bibir. Tetapi, sangat sulit bagi orang untuk memaafkan kesalahan orang lain yang telah diperbuatnya terhadap dirinya.
Orang akan mudah meminta maaf karena telah menyakiti kita. Tetapi, apakah kita akan juga mudah melupakan tindakan yang sangat menyakitkan hati kita itu hingga bisa kita memberi maaf kepadanya?
Lantas, bagaimana tindaakn yang sebaiknya kita lakukan jika kita berada di pihak yang dizalimi? Bagaimana kita bisa memaafkan orang yang pernah bersalah kepada kita? Haruskah kita memaafkan kesalahannya, sementara rasa sakit di hati kita seolah-olah sulit untuk disembuhkan?
Allah SWT berfirman di dalam Al-Quran: Maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (Al-Maidah: 13).
Sementara itu, dalam Al-Quran Surat Ali Imran ayat 159, Allah SWT berfirman:
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu.
Allah telah memerintahkan pada manusia untuk memaafkan kesalahan orang lain terhadap kita. Bahkan, Allah juga memerintahkan kita untuk memohonkan ampun kepada Allah atas kesalahan orang tersebut. Sebuah ajaran yang luar biasa agung terkandung di dalam perintah Allah tersebut.
Bagaimana halnya jika kita tetap tidak bersedia memaafkan kesalahan orang lain terhadap kita?
Secara langsung, sesungguhnya kita telah memenuhi hati kita dengan dendam. Makna dendam menurut Imam al-Ghazali di dalam kitabnya, Ihya Ulumuddin adalah bahwa hati itu merasa berat merasakannya serta benci menghadapinya dan lagi menjauh saja dari orang yang didendami. (Penulis – H.Djoko Pitoyo,S.Sos)