Saat ini masih ada mispersepsi yang harus diluruskan tentang pendidikan Paud dan SD. Contohnya ketika masuk pendidikan SD yang menjadi tolak ukur dari suatu Paud itu dilihat dari kemampuan membaca dan menulis dan berhitung. Sehingga kualitas Paud dilihat dari kemampuan membaca, menulis dan berhitung.
Hal ini diungkapkan Bunda Paud NTB, Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah menjadi Keynote Speaker sekaligus memberikan sambutan dalam Pelatihan Guru PAUD di halaman Bupati Lombok Barat,(8/8).
Dengan kondisi seperti itu, kata Bunda Niken akhirnya SD saat ini pun melakukan seleksi terhadap siswa-siswi yang akan masuk SD dengan tes Baca Tulis Berhitung (Calistung).
“Padahal anak-anak Paud tidak semuanya bisa baca tulis dan berhitung, dan tidak semuanya mendapatkan kesempatan untuk masuk Paud langsung masuk SD,” Ungkapnya.
Lanjutnya, inilah yang harus diluruskan bahwa dalam pendidikan Paud, Calistung bukanlah hal yang paling utama. Jadi ada 3 hal yang menjadi tolak ukur gerakan transisi Paud-SD yang menyenangkan yaitu :
- Penghapusan tes Calistung untuk penerimaan siswa SD.
- Sebelum masuk Paud atau SD dilakukan masa pengenalan lingkungan sekolah supaya anak-anak senang dan nyaman di sekolah.
- Dalam pendidikan anak usia dini dini para guru harus berkonsentrasi terhadap 6 kompetisi dasar anak.
“Kita bersama-sama saat ini membawa misi besar untuk membangun generasi emas, sehingga diharapkan Lombok Barat lebih banyak berkontribusi dan anak-anak nanti menjadi pelaku utama, banyak yang menjadi insinyur, menguasai sains dan teknologi dengan kegemaran belajar yang menyenangkan,” pungkasnya.(san/opik/diskominfotik)