Pertumbuhan merupakan pertambahan besaran nilai dari masa lalu ke masa sekarang atau dari masa sekarang ke masa depan. Nilai besaran tersebut biasanya dalam bentuk prosen (%). Jika memberikan nilai positif maka pertumbuhan naik dan jika negatif maka pertumbuhan turun.Secara matematis dapat digambarkan menjadi : Pertumbuhan = selisih nilai besaran saat ini dengan nilai besaran masa lalu dibagi dengan nilai besaran masa lalu atau dirumuskan sebagai :
Pertumbuhan ekonomi merupakan peningkatan kemampuan dari suatu kondisi perekonomian untuk memproduksi barang dan jasa dalam periode waktu tertentu. Pertumbuhan tersebut harus berasal dari kemampuan dalam daerah, serta berlangsung dalam jangka panjang. Kemampuan dalam daerah dimaksudkan tidak berasal dari bantuan-bantuan sosial dari luar daerah tetapi merupakan produksi dalam daerah sendiri. Pertumbuhan ekonomi yang hanya sesaat dan pada waktu tertentu saja, seringkali berasal dari lonjakan harga, pengaruh dari luar daerah, dan lain-lain. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah berarti harus meningkatkan jumlah produksi dan meningkatkan nilai barang dan jasa melalui pengolahan. Pertumbuhan ekonomi akan menjadi tidak terasa, manakala pertumbuhan penduduk lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi. Hal ini disebabkan rata-rata produktivitas penduduk suatu wilayah sebagai pembagi besaran PDRB akan menjadi semakin rendah.
Indikator utama pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah PDRB (Product Domestic Regional Bruto) yaitu agregat produksi barang dan jasa yang dihasilkan suatu daerah dan dalam waktu tertentu. PDRB terbagi dalam beberapa lapangan usaha atau sektor pembangunan. Total produksi dari berbagai sektor tersebut, merupakan agregat produksi barang dan jasa yang dikoversi dalam rupiah Rumus pertumbuhan ekonomi yang digunakan adalah :
Pertumbuhan ekonomi memberi arti penting bagi kesejahteraan masyarakt di wilayahnya. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi maka kesejahteraan masyarakat akan semakin tinggi pula. Hal ini disebabkan pertumbuhan yang tinggi menyebabkan PDRB akan semakin besar yang berarti nilai produksi barang dan jasa juga semakin tinggi. Dengan PDRB yang semakin besar maka rata-rata pendapatan penduduk suatu wilayah juga akan semakin besar, dengan catatan (1) jumlah penduduk miskin tidak semakin banyak, dan (2) dispartitas pendapatan juga tidak semakin lebar.
Kelemahan utama dalam perhitungan PDRB adalah tidak.mampu memberikan gambaran nilai disparitas atau kesenjangan pendapatan antarpenduduk. PDRB, tetapi hanya merupakan agregat barang dan jasa suatu daerah, sehingga untuk menghitung rata-rata produktivitas penduduk, harus dibagi dengan jumlah penduduk di wilayah tersebut. Secara matematis dirumuskan menjadi rata-rata produktivitas penduduk = PDRB dibagi jumlah penduduk. Semakin tinggi PDRB suatu daerah dan jumlah penduduk terkendali, maka akan mempunyai tingkat kesejahteraan yang semakin tinggi pula. Demikian pula sebaliknya, jika pertumbuhan menurun maka kesejahteraan akan menurun pula.
PDRB merupakan total dari seluruh sektor/lapangan usaha, sehingga jika terdapat sektor yang tumbuh tinggi sementara jumlah tenaga kerja relatif tetap atau rendah, maka sektor tersebut akan membawa kesejahteraan bagi pelaku usaha pada sektor tersebut. Menyadari kondisi tersebut maka program utama dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk adalah (1) pengendalian penduduk dan (2) peningkatan pertumbuhan ekonomi.
Dalam kaitan dengan pengendalian jumlah penduduk, telah banyak program dan kegiatan yang dilaksanakan antara lain program Keluarga Berencana (KB). Sedangkan dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi dilakukan dengan pengembangan produksi berbagai sektor, yang berintikan untuk memperbesar PDRB. Pada sektor hulu diupayakan peningkatan produksi pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan, eksplorasi bahan-bahan mineral tambang,dan lain-lain; sedangkan pada sektor hilir dilakukan pengolahan produksi pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan, pengolahani bahan-bahan mineral tambang.
Provinsi Nusa Tenggara Barat, sebagai salah satu provinsi kepulauan mempunyai berbagai macam potensi alam yang tinggi, dari mulai lautan, daratan hingga pegunungan. Potensi budaya juga sangat beraneka. Kebijakan umum yang diterapkan dalam setiap pembangunan adalah menekan setiap dampak negatif dalam pemanfaatan sumber daya alam serta sedapat mungkin tidak mengubah bentang alam. Kebijakan tersebut tertuang dalam Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Provinsi Nusa Tengara Barat. Berkaitan dengan hal tersebut, maka dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dilakukan upaya pemanfaatan sumber daya alam tanpa merusak kondisi bentang alam yaitu dengan mengembangkan pariwisata serta industrialisasi untuk memeroleh nilai tambah.
Kunci sukses negara-negara maju adalah berkembangnya sektor industri yang didukung oleh kapasitas SDM yang tinggi, meskipun mempunyai sumber daya alam yang sangat terbatas. Negara-negara Jepang, Korea Selatan, Taiwan adalah contoh dari negara yang mempunyai sumber daya alam terbatas tetapi mempunyai kapasitas sumber daya manusia yang sangat tinggi. Jadi kunci untuk menjadi negara maju tidak saja hanya mempunyai sumber daya alam sebagai bahan baku, karena bahan baku dapat didatangkan, tetapi juga tersedia sumber daya manusia yang tinggi. Berkembangnya sektor industri dan pengolahan akan meningkatkan nilai tambah atau nilai antara. Disamping itu, jika hanya mengandalkan sumber daya alam yang tak terbarukan maka lama kelamaan akan mempunyai pertumbuhan ekonomi yang semakin menurun karena menurunnya sumber daya alam dan produksi yang semakin rendah.
Nilai tambah atau nilai antara dirumuskan sebagai nilai produk akhir dikurangi dengan nilai awal. Proses pengembangan industrialisasi memang tidak mudah karena terdengar barang baru, namun sebenarnya sudah berlangsung dalam praktek secara terbatas. Penciptaan iklim industrialisasi memang memerlukan sosiialisasi dan pemahaman yang panjang. Hal ini disebabkan pelaku industrialisasi adalah masyarakat atau pengusaha yang sudah barang tentu menghitung untung rugi.
Mengingat industri skala besar di Nusa Tenggara Barat masih sangat terbatas, maka peran pelaku usaha mikro, kecil dan menengah sangat diperlukan. UMKM dengan segala keterbatasannya sudah berusaha untuk melakukan pengolahan berbagai produk pertanian dalam arti luas, kerajinan dan lain-lain sesuai dengan potensi yang tersedia di NTB. Jika UMKM bergerak terus maka pertumbuhan ekonomi daerah akan semakin tinggi. Insya Allah. (ANDI PRAMARIA – Widyaiswara Ahli Utama, Balatkop UKM NTB)