Ditahun 2020, banyak orang yang mengatakan sebagai era disrupsi, dimana banyak hal-hal baru bermunculan yang sebelumnya tidak pernah terfikirkan oleh cara konvensional dan sebaliknya tak kalah banyak juga IKM yang terlempar dari pasar. Kondisi dari kejadian seperti inilah yang melatar belakangi banyaknya orang menyebut tahun 2020 sebagai era disrupsi.
Secara bahasa, disrupsi artinya gangguan atau kekacuan yang mengganggu suatu pristiwa, aktivitas atau proses. Sedangkan menurut istilah disrupsi didefinisikan sebagai era terjadinya inovasi dan perubahan besar-besaran yang secara fundamental mengubah semua sistem, tatanan, dan landscape yang ada ke cara-cara baru. Pemantik utama dari munculnya disrupsi ini adalah adanya revolusi industri 4.0 yang kiblatnya adalah standarisasi dan digitalisasi selain itu, adanya wabah pandemi covid-19 yang terjadi saat ini menyebabkan terjadinya tatanan kehidupan baru atau yang disebut dengan new normal. Akibat dari disrupsi ini IKM-IKM konvensional yang masih menggunakan cara dan sistem lama atau yang risisten terhadap perkembangan zaman akan kalah bersaing dengan IKM yang sigap dalam menghadapi perubahan zaman.
Adanya revolusi industri 4.0 sat ini menjadikan industrialisasi sebagai suatu keniscayaan yang tidak bisa dihindari dan menjadikan IKM logam mesin sebagai lokomotif perubahan. Di era ini keberadaan IKM logam mesin hendaknya menjadi problem solver bagi IKM olahan lainnya mengingat ketergantungan mereka akan mesin peralatan sangat tinggi, akan tetapi keberadaan IKM permesinan di Lombok Barat saat ini hanya hitungan jari, sisanya masih terkungkung pada pembuatan pintu, pagar, kanovi dan lain-lain, padahal menurut data industri ini memiliki pesaing yang sangat banyak dan rentan akan terjadinya perang harga yang pada akhirnya akan merugikan IKM itu sendiri.
Menyadari akan kondisi ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lombok Barat (Disperindag Lobar) yang secara tufoksi bertugas sebagai key driver industri 4.0 mencoba melakukan penetrasi dalam rangka pemulihan ekonomi akbiat dari dampak disrupsi tersebut. Salah satunya adanya melalui Blue Ocean Strategy. Inti dari strategy ini adalah bagimana IKM harus terus melakukan inovasi-inovasi mengikuti perkembangan zaman sampai akhirnya dapat keluar dari zona persaingan yang disebut dengan red ocean atau lautan darah menuju zona yang belum ada pesaingnya yang disebut dengan blue ocean (samudera biru). Bagi IKM yang menerapkan strategy ini akan terus mengexplore usaha-usaha baru dalam rangka menciptakan ruang pasar baru tanpa pesaing dan membuat kompetisi tidak lagi relevan buat mereka.
Contoh kongkrit yang pernah dilakukan Disperindag Lobar dalam penerapan Blue Ocean Strategy ini adalah inovasi kegiatan pada IKM Logam mesin binaanya. Misalnya ditahun 2019 melakukan pelatihan pembuatan mesin kristalitaor gula semut sebagai respon dari tumbuh suburnya industri gula semut di Lombok Barat. Kemudian ditahun 2020 yang lalu melihat geliat kopi shop yang menjamur disetiap sudut kota lagi-lagi Disperindag Lobar melakukan terobosan melalui pelatihan pembuatan mesin roasting kopi. Pada pelatihan ini Disperindag Lobar mencoba mengkolaborasikan tiga IKM binaanya sekaligus yaitu IKM logam mesin, IKM Kopi serta IKM Elektro dan hasilnya mesin roasting yang dibuat pada pelatihan tersebut bahkan bisa diklaim sebagai mesin roasting satu-satunya di Indonesia yang menggunakan artisan berbasisis android.
Disperindag Lobar menargetkan industri permesinan di Lombok Barat akan lebih banyak lagi mengingat peluang pada industri ini sangat besar dan masih sedikit pesaingnya. Adapun sebagai perangsang bagi IKM logam mesin yang masih resisten terhadap perubahan, Disperindag Lobar juga melakukan pameran mesin teknologi tepat guna yang dihadiri oleh Bupati Lobar beserta para Kepala Dinas di lingkup Pemerintah Daerah Lombok Barat dengan harapan mesin-mesin karya IKM logam mesin Lombok Barat dapat menjadi prioritas pada setiap pengadaan-pengadaan yang diselenggarakan oleh OPD terkait. Kegiatan ini diapresiasi oleh Bupati Lombok Barat dengan mengundang peserta pameran untuk melakukan audiensi di Kantor Bupati Lobar dan menginisisai terbentunya Asosisiasi Pengusaha dan Pengerajin Logam Lombok Barat (ASPPEL Lobar).
Untuk memperkuat jaringan tak lupa sinergitas antara Pemda Lobar dengan Pemrov NTB maupun Pemerintah Pusat dalam bidang industrialisasi harus tetap terjaga karena dengan itu optimisme akan Lombok Barat menjadi Kabupaten swasembada mesin akan tetap ada.