1). PDI Perjuangan puas dengan penampilan debat Prof Mahfud sebagai sosok berpengalaman, tegas dalam memberantas korupsi, namun selalu berbicara tentang manfaat kebijakan bagi peningkatan kesejahteraan wong cilik.
“Kalau Mas Gibran lebih banyak berbicara makro, maka Prof Mahfud satu-satunya yang berbicara tentang infrastruktur sosial bagi wong cilik, ”tutur Sekjend DPP PDIP, Hasto Kristiyanto
2). Berdasarkan dari pusat pemantauan sosmed TPN GP-MMD, kepuasan terhadap Prof Mahfud nampak dari tingginya sentimen positif sebesar 39.7%, sementara Gibran 19.2% dan Cak Imin 14.4%.
“Publik merespons negatif atas jebakan pertanyaan Mas Gibran ke Cak Imin. Penyebutan SGIE tanpa menyebutkan kepanjangannya merupakan pertanyaan jebakan, multitafsir, dan akhirnya malah memukul balik Mas Gibran dengan sentimen negatif 28.7% jauh lebih tinggi dari Prof.Mahfud sebesar 18.2%, ” tandas Hasto
3). Demikian halnya terkait hilirisasi, Prof Mahfud lebih mengedepankan kemanfaatan bagi rakyat agar ekonomi Indonesia makin berdaulat.
“Kesimpulan akhir, Prof Mahfud mampu meyakinkan bahwa dengan memberantas korupsi, akan memberi manfaat bagi wong cilik berupa peningkatan kualitas pendidikan, penurunan harga kebutuhan pokok rakyat, dan penciptaan lapangan kerja secara masif, ” tandas Hasto. (Hasto Kristiyanto-Sekjen PDI Perjuangan)