Dakwah : Tugas Siapa? Oleh : Muhammad Faris (Direktur BINAR UNRAM 2024)

Muhammad Faris (Direktur BINAR UNRAM 2024)

Selasa, 23/01/2024, Mataram NTB- Dewasa ini, kondisi internal Umat Islam sedang tercabik-cabik dengan berbagai problem yang dihadapi, perspektif yang menormalisasi kemaksiatan yang muncul dalam benak umat islam menjadi salah satu faktor semakin membuminya nilai-nilai kebathilan di Tengah-tengah umat islam. Sebaliknya, nilai-nilai syari’at yang seharusnya dijalankan oleh mereka yang menyatakan “Beriman Kepada-Nya” malah dianggap tabu dan aneh. Ditambah lagi munculnya persepsi umat yang mengatakan bahwa yang bertanggung jawab penuh untuk mendakwahi mereka yang “Membelot dari Syari’at” adalah para Ustadz/Ulama/Gus/Kiyai. Lalu Apakah Benar Tugas Dakwah ini hanya bagi mereka yang bergelar “Ulama” saja?

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya, :

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar ; merekalah orang-orang yang beruntung.” (Q.S Ali Imran: 104)

Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan bahwa maksud dari ayat ini adalah “jadilah kalian sekelompok orang dari umat ini yang melaksanakan kewajiban dakwah, karena itu kewajiban dakwah berlaku bagi setiap muslim (mereka yang menyatakan dirinya beriman)”. Syeikh Muhammad Abduh menambahkan, “Ringkasnya, menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar (Berdakwah) adalah kewajiban yang dibebankan kepada setiap muslim”. Sebagaimana ditunjukkan makna zhahir (tekstual) dalam ayat tersebut.

Berdasarkan tafsir yang diriwayatkan Ibnu Katsir dan Pernyataan Syeikh Muhammad Abduh tersebut dapat dipahami bahwa Dakwah merupakan Amanah yang dibebankan bagi mereka yang “Beriman Kepada Allah”, dan bukan tugas mereka yang bergelar “Ulama/Kiyai/Gus” saja. Hal ini dapat dijadikan landasan bahwa tidak ada alasan bagi setiap individu muslim untuk tidak berdakwah kepada Allah sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

Dari Abdullah bin Amr Radhiyallahu ta’ala ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:

“Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari).

Al Ma’afi An Nahrawani mengatakan, Hadits ini dimaksudkan agar setiap orang yang mendengar suatu perkara dari Rasulullah Shalallahu ’Alaihi Wasallam bersegera untuk menyampaikannya walau hanya sedikit.

Pernyataan diatas memberikan penguatan kepada setiap individu muslim, bahwa mereka memiliki kewajiban untuk berdakwah yang telah menjadi fitrah secara lahiriyah, Sehingga paradigma sempit tentang amanah dakwah ini tidak semakin menjamur di tubuh umat islam. Karena pada hakikatnya dakwah bukan hanya Tugas mereka yang bergelar ”Ulama”, dakwah bukan hanya tentang mimbar khatib, podium pidato. Pendek kata dakwah bukanlah profesi segolongan orang tetapi ”Profesi Mereka Yang Beriman Kepada Allah” yang harus mewarnai individu muslim. Salah Satu Kaidah mengatakan, ”Nahnu Du’at Qobla Kulli Syaii” (Kita Adalah Da’i Sebelum Menjadi Apapun).

Baarakallahufiikum..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *