Lombok Timur – Restorasi Mangrove merupakan salah satu program Nasinal yang digalakkan dari tahun 2021 dan akan terus dilaksanakan hingga tahun 2024. Program ini dijadikan sebagai salah satu program nasional dikarenakan tumbuhan mangrove memiliki daya serap Co2 yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan tumbuhan hutan tropis (tumbuhan yang hidup di darat). Hal itulah yang membuat Ir. H. M. Edwin Hadiwijaya, MM merasa sangat bangga karena dilibatkan dalam kegiatan Penanaman Mangrove di Kawasan Taman Wisata Gili Petagan.
Sabtu (27/11/2021), Pokmaswas Petrando Desa Padak Guar Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur melaksanakan kegiatan Penanaman Mangrove bersama Pemuda Panca Marga NTB (PPM NTB) dan DPRD Provinsi Dapil 3 NTB, Ir. H. M. Edwin Hadiwijaya, MM. Kegiatan ini dibuka di Pondok Wisata Gili Lampu dan dilanjutkan dengan penanaman bibit pohon mangrove di Gili Petagan.
Pada kesempatan menyampaikan kata-kata sambutan dalam acara tersbut, H. Edwin mengungkapkan rasa bangganya karena telah dilibatkan dalam kegiatan penanaman mangrove tersebut sebab program penanaman mangrove merupakan program yang sangat bagus untuk terus dilaksanakan oleh Pokmaswas beserta masyarakat pesisir dan para pemerhati lingkungan, lebih-lebih saat ini program restorasi mangrove telah dijadikan sebagai salah satu program nasional.
“Restorasi Mangrove merupakan salah satu program nasional hingga tahun 2024. Di puau Lombok kita baru memiliki Hutan Mangrove seluas 3.000 Hektar dan di Kawsasan Petrando dan Sulat Lawang kita hanya memiliki sekitar 100 Hektar”, papar Haji Edwin.
“Saya sangat bangga dapat terlibat dalam kegiatan penanaman mangrove ini sebab daerah kita sangat membutuhkan hutan mangrove yang luas untuk mengurangi efek global warming yang dimana saat ini hutan tropis di daerah kita sudah banyak yang mengalami kepunahan akibat illegal loging”, ujar laki-laki paruh baya yang memang memang sudah sejak lama menjadi pegiat sosial dengan Relawan Ambulan Lombok dan SPBU Pancor Peduli itu.
Beliau juga menyampaikan bahwa pohon mangrove memiliki daya serap Carbondioksida (Co2) lima kali lebih tinggi dari tanaman hutan tropis maka menggalakkan penanaman mangrove di Kawasan Taman Wisata Gili Petagan dan KWT Sulat Lawang sangat perlu untuk digalakkan.
Sebelum mengahiri kata-kata sambutannya, H. Edwin berkomitmen untuk terus melakukan sinergi dengan Pokmaswas Petrando untuk melakukan penanaman mangrove dan bahkan beliau siap untuk mengawal Pokmaswas Petrando menjalankan program restorasi mangrove di kawasan mereka.
Komitmen itu beliau realisasikan dengan ikut serta melakukan penanaman 400 bibit mangrove di kawasan Gili Petagan. Meskipun gelombang agak besar, namun semangat beliau tidak kendor untuk tetap terlibat dalam kegiatan tersebut. Di lokasi penanaman, beliau terlihat sangat antusias menanam bibit mangrove beserta anggota PPM NTB, Pokmaswas Petrando, Siswa SMK Islam Yasnuhu Pringgabaya dan pemerhati lingkungan dari Selong Belogers. (Asri)