Di provinsi NTB angka kekerasan terhadap perempuan mengalami kenaikan secara konstan. Pada tahun 2020 jumlah angka kekerasan terhadap perempuan berjumlah 363 kasus.
Hal tersebut mengemuka ketika data dipaparkan oleh Ketua TP.PKK Provinsi NTB Hj. Niken Saptarini Widiyawati Zulkieflimansyah, SE., M. Sc., memandu acara road show Kajian Bareng (Kabar,) bunda Niken melalui hybrid dan offline, saat kunjungan kerjanya ke Kota Bima, Kabupaten Bima dan Dompu, Rabu (25/5/2022) di aula pendop Bupati Dompu
“Kabupaten Dompu, pada tahun 2020 yang lalu merupakan daerah yang menempati posisi teratas, dengan 26 kasus kekerasan perempuan lebih banyak dibanding daerah lain,”kata Bunda Niken.
Akan tetapi tahun 2021, angka kekerasan di kabupaten Dompu tersebut mengalami penurunan hingga menjadi 22 kasus.
Namun secara keseluruhan di NTB, pada tahun 2021, mengalami kenaikan hingga 462 perempuan dan anak mengalami angka kekerasan.
Untuk itu, sosialisasi dan edukasi yang masif kepada kaum perempuan dan masyarakat, dapat membangun kesadaran secara kolektif.
“Sehingga tau bentuk kekerasan itu dilakukan tidak hanya bentuk fisik, namun secara psikis, seksual dan ekonomi. Termasuk ekploitasi dan juga kekerasan lainnya,”jelas Bunda Niken.
Masyarakat juga harus lebih memahami hak-hak perempuan, sehingga tidak lagi terjadi angka kekerasan terhadap perempuan.
Selain itu, keluarga adalah tempat asuh yang baik untuk mendidik dan saling mencintai bagi orang tua untuk mengajarkan anak tentang menghargai melindungi serta menghormati hak perempuan dan anak.
“Betapa pentingnya keluarga dan peran orang tua untuk hal ini,”tutur wanita yang juga menjadi ketua Dekranasda NTB itu.
Sementara itu, Ketua PKK Kab. Dompu Hj. Lilis Suryani Kader Jaelani, mengatakan bahwa pihaknya bersama gabungan organisasi wanita, selalu memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat, agar tidak melakukan kekerasan terhadap anak dan remaja.
“Lebih utama adalah saling memahami dan percaya dalam keluarga. Begitupun dalam lingkungan masyarakat agar perempuan juga dihormati haknya,”kata Lilis.
Ditambahkan perempuan tidak pernah mengharapkan apapun bentuk kekerasan terhadap perempuan. Namun tidak dapat dihindari kejadian seperti ini masih saja terjadi disekiling kita. Baik terjadi akibat adanya laporan atau tanpa diketahui oleh publik.
Psikolog Klinis UPTD PPA Dompu, Najwah Naeli, S.Psi. M.Psi menjelaskan bahwa pada perempuan dapat pada sisi positif. Artinya dari rahim perempuanlah terlahir generasi penerus.
Kekerasan ini juga disebabkan oleh banyak faktor, adanya perbedaan perempuan dan pria, pendidikan, gangguan mental dan sebagainya.
“Faktor ini menjadi salahsatu perempuan menjadi korban kekerasan,”terangnya.
Termasuk juga akibat pengasuhan yang otoriter dan keras dalam keluarga, dan biasanya sering dilakukan oleh orang tua laki-laki atau bapak.
Sehingga ketika anak sudah mulai memasuki umur 10 tahun, ia akan mulai milih untuk modeling atau mengikuti gaya salahsatu anggota keluarganya.
“Misalnya ayah yang melakukan pemukulan terhadap ibu, maja anak akan merekam dalam benaknya dan berpikir bahwa bila ada masalah maka kekerasanlah yang dilakukan,”ujarnya.
Kepala DP3AP2KB Kab. Dompu Hj. Shelly Andayani mengatakan bahwa untuk menekan angka kekerasan pada perempuan dan anak butuh kerjasama dan sinergi semua pihak.
“Seluruh komponen masyarakat, OPD, organisasi wanita, TP.PKK, aparat keamanan untuk memberikan edukasi dan bersama secara masif mensosialiasikan hak perempuan,”ajaknya.
Karena memang berdasarkan data, angka kasus kekerasan di Dompu masih tinggi. Maka kepedulian semua pihaklah kunci untuk ini semua.
Duta Genre NTB asal Dompu, Muh. Aditya mengatakan bahwa kekerasan terjadi akibat masih ada stigma bahwa laki-laki berbeda dengan perempuan.
“Misalnya, pria masih anggap perempuan lemah, padahal orang hebat itu terlahir dari perempuan hebat,”kata Adit.
Maka, kepedulian dan tindakan yang baik dari orang dewasa serta masyarakat menjadi contoh bagi anak, remaja dan generasi muda dimasa yang akan datang.
Hadir pada kegiatan tersebut Pimpinan DPRD, Sekda, kepala OPD, Camat, Kepala Desa, DW, GOW dan ketua TP. PKK Kecamatan dan desa se Kabupaten Dompu. (edy/irfan/diskominfotikntb)