Pelaksanaan Operasi Pencarian dan Pertolongan (SAR) secara efektif dan efisien, salah satunya dalam memberikan bantuan USAR, diperlukan penyamaan metode, terutama saat pelaksanaan operasi bersama (joint operations).
Hal tersebut disampaikan Direktur Operasi Basarnas Brigjen TNI (Mar) Edy Prakoso, S.E., M.M saat membuka kegiatan tahap penilaian National Accreditation Process (NAP) di Kantor SAR Mataram, Selasa (19/9). Dihadiri oleh Smart Malaysia, National Disaster Response Force India, OCHA Indonesia, Sekretariat Kabinet, Kemenkumham, PT. Buma, dan lima Kepala Kantor SAR yaitu Denpasar, Surabaya, Kupang, Pontianak, dan Palangka Raya.
Dalam sambutannya, Edy mengatakan, Basarnas memilih mekanisme NAP sesuai panduan INSARAG sebagai solusi alternatif. NAP merupakan salah satu keberlanjutan program peningkatan kapasitas dan kesiapsiagaan Basarnas yang diawali dengan pembentukan tim Indonesia Search And Rescue (INASAR).
“Maka akan tercipta efektivitas dan efisiensi melalui kesamaan metode pelaksanaan operasi USAR diantara seluruh aktor yang terlibat,” kata Edy.
Sementara, Kepala Kantor SAR Mataram Lalu Wahyu Efendi, S.Sos., M.M menambahkan, NAP merupakan implementasi strategi prioritas INSARAG tahun 2021 s/d 2026 dan merupakan mekanisme yang dilaksanakan oleh Basarnas bagi Kantor SAR dan/atau Potensi SAR.
“Untuk meningkatkan kapasitas tim Urban Search and Rescue (USAR) di Indonesia berdasarkan metodologi International Search and Rescue Advisory Group (INSARAG),” tambahnya.
NAP merupakan Tim USAR yang diperuntukan untuk penanganan korban di reruntuhan. Selain Mataram, tiga Kantor SAR lainnya yaitu Padang, Palembang, dan Manado turut terpilih sebagai pilot project dari Basarnas. Penilaian NAP secara serentak akan dimulai Rabu (20/9) ditandai dengan pemukulan gong oleh Direktur Operasi Basarnas. (Tim KM Mataram)