Dalam satu tahun terakhir ini, tiba-tiba saja Desa Nyelekit menjadi buah perbincangan banyak orang. Bukan karena suasana alamnya yang nyaman, bukan karena warganya yang ramah, tapi ini benar-benar memalukan. Seluruh warganya gemar berjudi sabung ayam. Pak Kades tak bisa berbuat banyak, sebab aparat desa terlibat dalam mafia judai sabung ayam ini.
Ahirnya Pak Kades meminta bantuan Abu Macel. Meski sesungguhnya Ia kurang senang dengan Abu yang Macel ini karena sering dianggap tak serius. Padahal apapun jenis pekerjaan yang dibebankan padanya, pasti berhasil meski dilakukan sambil bercanda.
“Itu soal mudah. Asalkan bapak percaya dengan cara dan strategi saya, Insyaallah semua bisa terselesaikan.” Jawab Macel.
Setalah menyusun strategi, esoknya Abu Macel datang di kerumunan warga yang sedang asyik sabung ayam. Ia melihat segala kemungkinan yang terjadi. Tak lama kemudian seseorang bertubuh besar menghampirinya.
“Hey, kamu mau ceramah disini ya. Kami tak butuh nasihat, yang kami butuhkan adalah makan dan kesenangan.” Kata lelaki besar itu.
“Saya mau ikut judi.” Jawab Macel singkat.
Mendengar itu, semua orang yang berkerumun menengok kearah Abu Macel dan memberikan jalan. Kemudian Ayam milik Abu Macel bertarung melawan Ayam yang dimiliki warga desa secara bergiliran. Ajaibnya, Ayam milik Abu Macel selalu menang hingga puluhan ayam terkapar tak berkutik.
“Apa rahasianya Cel, aku mau minta jampi-jampinya.” Kata seorang lelaki.
“Itu soal gampang, yang penting kalian memenuhi syaratnya.” Jawab Macel.
“Kami siap memnuhi syarat apapun yang diminta.” Jawab mereka serempak.
“Besok kalian harus membuat sebuah bangunan di ujung desa ini. Bangunan itu harus dikelilingi dengan kolam yang dipenuhi air.” Kata Macel kemudian meninggalkan kerumunan warga yang kagum.
Sepekan kemudian, permintaan Abu Macel dipenuhi.
“Kami sudah memenuhi syarat tersebut, sekarang ajarkan kami jampi-jampi itu.” Pinta warga sambil memperlihatkan bangunan yang dikelilingi dengan kolam air.
Abu Macel kemudian membawa warga itu menuju lokasi yang disiapkan. Warga berharap akan memperoleh jampi-jampi agar ayamnya sakti mandraguna tak terkalahkan.
“Oke, sekarang kalian cuci muka, cuci kaki, cuci tangan. Kemudian usap kepala dan telinga kalian. Saya tunggu didalam.” Kata Abu Macel dan merekapun menuruti.
“Sekarang kalian berdiri di belakang saya dan ikuti semua gerakan saya.” Kata Abu Macel dan merekapun mengikutinya.
Mulai dari berdiri, kemudian Abu Macel membungkuk, kemudian berdiri lagi dan akhirnya menundukkan kepala meletakkan dahi menyentuh lantai, lantas duduk yang diakhiri dengan menegok ke kanan dan kekiri. Semua itu diikuti warga hingga beberapa kali. Pagi siang dna malam.
Kegiatan ini terus dilakukan dan akhirnya warga desa secara perlahan mulai meninggalkan kebiasaannya untuk Judi Sabung Ayam dan disibukkan dengan prosesi yang diajarkan Abu Macel yang kemudian diketahui oleh warga desa bahwa gerakan itu disebut dengan Sembahyang.