“Jam berapa sekarang Pak?” tanya pemuda itu dengan sopan.
Abu Bongoh senyum tak menjawab.
“Jam berapa Pak?” Kembali pemuda itu bertanya dan Abu Bongoh tetap senyum dan diam.
Hingga tiga kali pertanyaan yang sama dilontarkan, Abu Bongoh tetap senyum dan terdiam.
“Bapak kan orang baik, kenapa saya tanya dan bapak tak menjawab?”
“Karena saya orang baik, makanya saya diam.”
“Maksudnya…?”
“Kalau saya jawab pertanyaanmu tadi, maka kamu akan bertanya alamat rumah saya dan kamu pasti ingin mengunjunginya kan?”
“Emangnya gak boleh memngunjungi rumah Bapak?”
“Bukannya gak boleh. Nanti saat jam makan tiba, saya harus berkewajiban menyediakan makan untukmu.”
“Emangnya gak boleh makan di rumah Bapak?”
“Bukannya gak boleh, nanti anak saya yang cantik jelita itu yang menyajikan makanan dan kamu tertarik untuk menikahinya dan saya tak bisa menolaknya.”
“Emangnya gak boleh menikah dengan anak Bapak?”
“Bukannya gak boleh, tapi saya gak mau punya menantu yang gak punya jam tangan seperti kamu.”