Kamis pekan lalu, seluruh jajaran Dikbud NTB diundang Bu Wagub Sitti Rohmi Djalilah didampingi Asisten I Setda NTB Baiq Eva Nurcahyaningsih. Di Rumah Dinas Wagub itu, Kadis Dikbud NTB Aidi Furqan menyampaikan hulu hilir pengelolaan pendidikan di NTB.
Dalam pesannya, Bu Wagub meminta agar memperhatikan data dan angka yang dihimpun secara numeratif sebagai acuan publik menilai kinerja pemerintah.
“Sehebat apapun kita bekerja, jika pengelolaan data dan angka tak bisa kita lakukan, maka kita akan dinilai tak bekerja oleh rakyat. Karena itu seiring dengan keringat dan jerih payah serta upaya kerja yang sudah kita lakukan, jangan lupa untuk mendokumentasikan semua data dan angka sebagai indikator keberhasilan kita bekerja,” Pesannya.
Bu Wagub juga berpesan agar memperhatikan wilayah yang memiliki angka bunuh diri, narkoba dan pernikahan anak bawah umur. Ia meminta agar pada wilayah tersebut, konsep kurikulum apa saja yang layak dan diperbanyak sehingga bisa memberi solusi atas permasalahan tersebut.
Pesan Bu Wagub soal data dan angka ini mengingatkan Abu Bongoh tentang kisah Gadis Logis dan Gadis Matematis yang sering diganggu, dicegat dan dipalak seorang lelakia yang suka mabuk dan narkoba. Bahkan mendapat perlakuan pelecehan sex, hingga ahirnya mereka berdua menumakan solusi agar tak menjadi sasaran pemerkosaan.
“Dengan kecepatan berjalan seperti ini, saya tak mungkin terkejar oleh lelaki yang suka mengganggu kita itu.” Kata gadis matematis mencontohkan kecepatan jalannya.
“Logikanya tak begitu. Kalau kita berjalan lebih cepat dia juga akan mempercepat jalannya.” Kata Gadis Logis.
“Lalu, apa yang harus kita lakukan? Dengan kecepatan seperti ini dia akan berhasil menangkap kita dalam waktu lima menit.” Kata Gadis Matematis.
“Hanya ada satu langkah logis yang harus kita lakukan. Kamu lewat jalan ke kiri dan aku lewat jalan kekanan. Sehingga dia tidak bisa mengikuti kita berdua dan hanya salah satu yang akan diikutinya.” Kata gadis logis.
Kemudian kedua gadis itu berpisah dipersimpangan dan ternyata lelaki itu mengikuti langkah si Gadis Logika, sehingga gadis matematis tiba di rumah lebih cepat dan khawatir akan keselamatan sahabatnya. Tapi, tak berapa lama kemudian, Gadis Logis juga tiba.
“Bagaimana mungkin kamu bisa tiba secepat ini? Padalah jalurmu lebih jauh dari yang kutempuh.” Tanya Gadis Matetamtis.
“Aku lari sekuat tenaga dan lelaki itupun juga lari sekuat tenaga
mengejar dan berhasil mendekatiku. Aku tetap tenang kemudian aku mengangkat gaunku.” Jawab Gadis Logis.
“Ha….!!! Berarti dia berhasil memperkosamu?” Tanya Gadis Matetmatis dengan hawatir.
“Sesuai logika, lelaki itu pasti menurunkan celananya, dan saat itulah aku langsung lari.” Kata Gadis Logis.
“Pasti dia bisa mengejarmu dong?” Tanya Gadis Matematis.
“Tentu tidak, karena logikanya wanita yang berlari sambil mengangkat gaunnya akan lebih kencang dari lelaki yang berlari dengan celana melorot.” Kata Gadis Logis tersenyum.