Desa Nyelekit dinilai sebagai Desa yang memiliki budaya kerja rendah. Warga miskin makin bertambah, Pengangguran meningkat. Namun Pak Kades tak ambil pusing dengan penilaian itu. Ia Justru sibuk membuat strategi publikasi media, agar Desanya terkesan paling maju dan berhak memperoleh penghargaan dari Pemerintah tingkat atas.
Namun Guru Dolle dan si Krotek secara diam-diam melakukan riset dan akhirnya menemukan jawaban sementara, bahwa penyebab dari rendahnya budaya kerja adalah persoalan keamanan, terutama pencurian.
Seringnya terjadi pencurian di Desa Nyelekit ini, membuat warga desa menjadikannya sesuatu hal biasa. Mengapa demikian?
Abu Bongoh termasuk warga yang miskin. Kenapa miskin? mungkin karena dia malas? Ya benar dia memang amat pemalas. Setiap harinya hanya tidur dan tidur makan pun hanya mengharap iba dari para tetangga.
Suatu malam lagi asik-asiknya tiduran tiba-tiba ada suara berisik dari arah pintu pondoknya. “Hmmm, siapa lagi sih malam-malam gini? Ah biarin aja paling-paling juga maling.” Kata Bongoh dalam hati dan melanjutkan tidurnya.
Selang beberapa menit, kembali terdengar suara berisik. Kali ini makin jelas suara langkah kaki berjalan dari dapur menuju pintu depan.
“Tuh kan pasti malingnya sudah mau pergi.” Kata Bongoh dalam hati sambil tetap bermalasan diatas tempat tidurnya.
Kemudian dengan setengah berteriak Abu Bongoh berkata, “Hai maling kalo keluar jangan lupa tutup pintu..!”
Si maling yang memang sudah dongkol karena tidak menemukan apapun dirumah itu menjawab dengan kesal, “Dasar pemalas tak ada satupun barang berharga yang bisa kucuri!”
“Ngapain aku susah-susah kerja cari duit buat beli barang mewah kalau ujung-ujungnya kau juga yang mencuri.” Teriaknya dan kembali tidur lagi.