Pernikahan adalah sebuah keajaiban sejarah. Ketika seorang lelaki mengucapkan Ijab Qabul, seketika itu sejarah berlangsung. Sang lelaki dan wanita yang sebelumnya adalah gadis dan bujang, berubah saketika menjadi suami dan istri lengkap dengan tanggungjawab yang dibebankan kepadanya.
Namun demikian bukan berarti setiap lelaki seenaknya menikahi wanita, seperti beberapa lelaki pongah bin kajuman yang pamer banyak istri. Setiap lelaki harus memiliki pertimbangan keadilan, pertimbangan rasa tenang, rasa nyaman dan rasa melindungi wanita yang dinikahi. Itulah syarat utama, baru kemudian soal materi dan biaya hidup.
Nah, soal biaya ini membuat anak Abu Bongoh termenung berhari-hari, sehingga membuat semua keluarga bingung, namun tak ada yang tau, apa yang membuatnya kebingungan. Setiap ditanya si anak selalu bungkam.
Ahirnya suatu malam Abu Bongoh mengumpulkan seluruh keluarga termasuk Isteri dan Mertuanya, untuk membahas anak yang selalu bungkam dan termenung.
Satu persatu anggota keluarga bertanya pada si anak, namun tetap bungkam dan hanya menggelengkan kepala saja.
Kemudian semua terdiam, suasana hening menegangkan. Tiba-tiba, tak disangka dan tak diduga, si anak ahirnya bersuara juga.
“Yang kubingungkan selama ini adalah masalah biaya pernikahan. Aku ingin bertanya pada Bapak.” Kata si anak.
“Ya Nak, katakan apa yang ingin kau tanyakan.” Kata Abu Bongoh lembut pada anaknya.
“Berapa sih sebenarnya biaya untuk menikahi seorang wanita.” Tanya anaknya.
“Wah maaf Nak, Bapak juga ndak tau pasti, yang jelas hingga hari ini Bapak masih tetap nyetor setiap bulan kepada Ibumu.” Jawab Bongoh.
