Lombok Tengah : Seluruh media dan Jurnalis atau insan pers khususnya yang ada di Lombok Tengah Diajak dan berkomitmen mewujudkan iklim pers yang damai dan kondusif, dengan cara bersama-sama mencegah peredaran atau munculnya informasi hoax, untuk mendukung dan mewujudkan suksesnya penyelenggaraan seluruh tahapan pemilu serentak 2024 mendatang.
Jelang pemilu serentak 2024 mendatang, masyarakat sering kali disajikan informasi HOAX yang dikemas dalam sebuahk karya jurnaslis, dan tentu ini merupakan tantangan bagi semua media dan jurnalis untuk bersikap dan menangkal HOAX.
Hal inilah yang menjadi alasan dan mendorong para jurnalis di Lombok tengah melaksanakan diskusi dengan tema “ Jurnalis menangkal HOAX Jelang Pemilu Tahun 2024” Pada hari Rabu tanggal 15 November 2023 pukul 16.30 wita, di salah satu Angkringan atau Warung di Lombok Tengah. Yang di isi oleh nara sumber Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) NTB ABDUL LATIEF APRIAMAN dan Moderator sekaligus Pimpinan Redaksi Koranlombok.id DIKI WAHYUD dan di ikuti sekitar 20 orang Peserta Diskusi para Jurnalis se-Kabupaten Lombok Tengah.
Ketua Aliansi Jurnalis Independen AJI NTB ABDUL LATIEF APRIAMAN menegaskan, diketahui jelang Pemilu survey-survey membuktikan angka-angka produksi HOAX dari tahun ke tahun meningkat, karena para kontestan pemilu menggunakan juga cara-cara HOAK memenangkan kontestasi, sehingga peran media atau jurnalis dalam memberikan informasi yang proporsional tentang Pemilu sangat penting untuk mengedukasi masyarakat , dengan informasi yang jernih dan terverifikasi .
Menurut Latif , Wartawan merupakan ujung tombak menangkal berita bohong (hoax) yang makin banyak beredar di media social dengan melaksanakan tugasnya dengan profesional sesuai kode etik jurnalistik.
“Hoax bukanlah produk jurnalistik namun seringkali dikaitkan dengan pemberitaan, untuk itu wartawan harus bisa menangkalnya dan memberikan informasi yang benar kepada masyarakat, tentu dengan berpedoman kepada kode etik jurnalistik,”tegasnya”.
Selain itu, dengan menyajikan berita dan informasi yang benar juga harus mempertimbangkan manfaat bagi masyarakat, karena produk jurnalistik pada akhirnya harus bisa memberikan kebaikan kepada masyarakat yang membacanya, dan juga harus memberikan pemahaman pada masyarakat tentang produk jurnalis yang bisa dipercaya dan berita bohong atau hoax yang tidak perlu dibaca, atau disebarkan di media sosial.
Ia menilai “Hoax bukan berita karena berkembang dan beredar di media social, sehingga ia meminta Jangan sampai ada wartawan yang mengambil berita dari medsos yang ternyata tidak jelas atau hoax, karena satu saja wartawan yang membuat berita hoax dan melakukan tindakan tidak benar , bisa mencoreng nama wartawan secara keseluruhan apalagi menjelang Pemilu tahun 2024.
Untuk itu, sebagai jurnalis semestinya tidak menjadi partisan dalam pemberitaan, dan sebagai jurnalis di tuntut menjadi jurnalis yang independen , netral dengan tidak memihak terhadap salah satu kelompok.
Mari kita sama-sama menjaga kondusifitas di nusa tenggara barat dan khususnya wilayah Lombok tengah , dengan memberikan berita yang bagus dan mendidik kepada masyarakat sesuai dengan fakta dan realitas yang ada menjelang Pemilu serentak tahun 2024 mendatang, “harapnya”.
Sementara itu, Moderator sekaligus Pimred Koranlombok.id Diki Wahyudi menyatakan, pada intinya kehadiran semua rekan-rekan Jurnalis pada kegiatan diskusi santai antar jurnalis se-Kabupaten Lombok tengah menangkal Hoax menjelang Pemilu tahun 2024, dimana masyarakat sering kali disajikan informasi HOAX yang dikemas model karya jurnalistik, tentu merupakan tantangan bagi semua para jurnalis untuk bersikap dan menangkal HOAX, serta tidak memperkeruh suasana dalam membuat berita-berita hoax menjelang Pemilu tahun 2024.
Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya kode etika jurnalistik untuk menghindari segala macam bentuk berita bohong, karena dampak dari hoax mengakibatkan konflik yang bisa berakibat panjang.
Diki berharap, dengan kegiatan diskusi untuk menangkal hoax ini, para jurnalis dapat bekerja dengan baik menjelang pesta demokrasi Pemilu 2024 mendatang.
“Semoga apa yang kita diskusikan, bagaimana insan jurnalistik dalam melaksanakan tugas dan memberantas hoax bisa diimplementasikan secara nyata,” pungkasnya (Tim KM Lombok Tengah)