Malam kian gelap gulita
Rembulanpun berselimut awan
Tiba-tiba hujan turun begitu deras
Merenung, mendengarkan
Dalam fisik tiada kesempurnaan
Keterbatasan ini tidak akan
Membuat semangatku hancur
Dan tidak akan menghalangiku
Dalam menggapai cita-cita
Memang…..
Mereka memandang aku
mahluk rendah
Mahluk yang hanya
Bisa menyusahkan orang lain
Terutama ibu dan keluargaku
Aku yakin, tapi, aku yakin
Tuhan tidak tidur
Tuhan melihatku dengan elok
Dan aku yakin akan rencananya
Karena hati kunci keutamaan
Dibalik segala keterbatasan
Terselip kelebihan
Yang Tuhan berikan
Ketika kaki tak mampu berjalan
Namun hati mampu lahirkan puisi
Untuk dimanapun teman berada
Tetap semangat dan terus berkarya
Untuk meraih masa depan
Demi wujudkan NTB gemilang
Demikian sebuah puisi, karya Herdi Purwanto. Yang dibacakan sendiri oleh Herdi Purwanto. Seorang disabiltas tuna daksa. Tak mampu berjalan. Hingga usianya kini 20 tahun, berkebutuhan khusus, setia dikursi roda.
Musikalisasi puisi yang menghanyutkan. Ekspresi pembacaan yang sepenuh hati, menyergap batin yang mendengarnya. Dengan nafas terengah dan terbata-bata, tangan dan kaki Herdi meronta seakan ungkapkan bathin yang menggelegak. Melawan keterbatasan fisiknya. Tak terasa bulir air menetes hangat dari mata-mata yang menyaksikannya.
Jumat, 1 Oktober 2021 Herdi yang pernah juara 2 cipta dan baca puisi FLS2N tingkat Nasional tahun 2019, tampil memeriahkan acara Bincang Gemilang (BG) yang dilaksanakan di halaman Kantor Dinas Sosial Propinsi Nusa Tenggara Barat.
Sejatinya, BG bukanlah panggung kesenian. BG adalah panggung dialog yang digagas Dinas Komunikasi, Informasi dan Statistik (Diskominfotik) untuk sosialisasi program pembangunan di NTB. Forum ini polanya two way traffic communication, sekaligus menyerap aspirasi rakyat tentang kualitas layanan publik yang diberikan oleh jajaran organisasi perangkat daerah ( OPD) Pemprop NTB.
Hadir sebagai guest star biasanya adalah Bang Zul sapaan akrab Gubernur NTB – Dr. H. Zulkieflimansyah SE, MSc., dan Ummi Rohmi sapaan akrab Wakil Gubernur NTB – Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalilah MPd. Nara sumber bergilir kadang Sekda atau pejabat yang kompeten, kepala OPD dan juga mitra strategis OPD terkait.
Topik BG edisi awal oktober 2021 itu adalah Penanganan Masalah Sosial di NTB. Karenanya relevan Kadis Sosial – Bung Akhsanul Khalik (AKA) menampilkan Herdi juga Ervin seorang tuna netra sebagai penyanyi pembuka acara yang mengaduk-aduk emosi peserta yang menghadiri BG secara offline maupun online.
Herdi, Ervin dan lebih dari 28.650 penyandang disabilitas tersebar di seluruh NTB. Terbesar di Kabupaten Lombok Timur sebanyak 7.500 an orang. Kabupaten Bima dan Kabupaten Lombok Utara masing-masing sekitar 3.500 an orang. Yang lainnya dalam jumlah yang lebih kecil.
Ada berbagai jenis penyandang disabilitas yang dialami baik yang bersifat fisik, mental, fisik dan mental, tuna grahita, tuna rungu, tuna netra, autis, tuna daksa dan lain sebagainya. Dinas sosial melalui panti maupun non panti memberikan perhatian melakukan rehabilitasi sosial dengan dana bersumber dari APBN, APBD, bantuan CSR, Baznas dan sumber pembiayaan lain yang sah. BG menjadi menarik karena berbagai aduan masyarakat mengemuka dan mendapatkan respon yang memadai.
Masalah sosial yang terjadi di NTB berkembang sedemikian kompleks. Terlebih diera pandemi covid 19 yang memukul sendi-sendi perekonomian masyarakat. Muaranya, terjadi PHK, angka pengangguran bertambah, angka kemiskinan bertambah, permasalahan sosialpun meningkat.
Pemerintah melalui program keluarga harapan (PKH) antara lain senantiasa berupaya mengurangi angka kemiskinan, meningkatkan tarap hidup masyarakatnya melalui akses layanan pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan sosial yang lebih baik. Berupaya mengurangi beban pengeluaran dan meningkatkan pendapatan keluarga miskin dan rentan. Berupaya menciptakan perubahan perilaku dan kemandirian keluarga penerima manfaat.
Berdasarkan catatan BPS, pada Maret 2021 jumlah penduduk miskin di NTB sebanyak 14,14% menurun 0,09% dari kondisi bulan September 2020 sebesar 14,23%. Sebelumnya pada bulan Maret 2020, jumlah penduduk miskin di NTB sebesar 13,97%. Year on Year (YoY) periode Maret 2020 dengan periode Maret 2021 terjadi peningkatan angka kemiskinan 0,17%.
Pandemi covid 19 membuat jumlah penduduk miskin di Indonesia naik signifikan. Meski terjadi peningkatan jumlah penduduk miskin, jika dibandingkan dengan 34 propinsi di Indonesia, NTB berada di urutan 9 dari 10 besar propinsi yang mampu menahan laju pertambahan kemiskinan dengan baik.
Penanganan kemiskinan dengan basis data yang lebih berkualitas, efektifitas pemberian bantuan sosial dengan DTKS yang lebih baik, adanya program JPS Gemilang dengan pemberdayaan UMKM menjadi hal yang boleh jadi sebagai penetrasi pertambahan laju kemiskinan.
Berbagai jenis bantuan sosial telah diberikan pemerintah kepada masyarakat seperti : Program Keluarga Harapan (PKH), BPNT Sembako, Bantuan Sosial Tunai (BST), Program Rehabilitasi Sosial Lansia, BST Lansia, BST Dana Desa, JPS Gemilang, JPS Kabupaten/Kota, JPS Gotong Royong Pemprop NTB dan sebagainya.
Dalam penyaluran berbagai bentuk bantuan kepada masyarakat, masih menghadapi berbagai tantangan. Tidak semua penerima bansos memiliki NIK Elektronik sehingga saat pemadanan NIK tidak terekam. Masih adanya penerimaan bansos ganda. Belum adanya kesadaran dari keluarga miskin untuk melaporkan perbaikan KTP Elektronik serta adanya oknum yang memanfaatkan dan mengambil keuntungan dari program bansos.
Oleh karenanya terhadap masyarakat yang merasa dirugikan hak nya untuk mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah atau mengetahui modus operandi pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab mempermainkan bantuan sosial dengan tidak tepat sasaran, tidak tepat waktu, tidak tepat jumlah dan sebagainya dapat menyampaikan aduan dan laporan melalui media sosial facebook, instagram maupun email kedinasan baik melalui aplikasi NTB Care yang dapat diunduh melalui play store dan berbagai laman lainnya yang tersedia.
Membahas permasalahan sosial, semakin di kupas semakin banyak permasalahan yang akan terkuak yang menyisakan keprihatianan. Ibarat mengupas bawang merah, semakin dikupas kulitnya tanpa sadar akan menimbulkan percikan air yang bisa memerihkan mata. Keperihan karena keterbatasan kemampuan untuk segera mengatasi berbagai masalah yang ada. Seperti perihnya Herdi yang memberontak atas keterbatasannya melalui sebuah puisi. Lalu Gita Ariadi (Sekda NTB)