Kampung Media NTB (Lombok Timur) – Pada penutupan acara Festival Bale Mangrove, Kamis (10/2). Anggota DPRd Provinsi NTB, Haji Edwin Hadiwijaya selaku sponsor utama festival tersebut menyampaikan bahwa Festival Bale Mangrove yang diselenggarakan sejak tanggal 5 hingga 10 Februari 2022 bukan sekedar hiburan rakyat. “Hal terpenting dari penyelenggaraan festival ini adalah melalui Festival ini Pemuda Poton Bako Desa Jerowaru Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timur melakukan upaya untuk melestarikan kearifan lokal yang ada di wilayah mereka”, tegasnya.
Haji Edwin memaparkan bahwa motivasi utamanya mensuport Festival Bale Mangrove adalah semangat pemuda Poton Bako dalam menjaga ekosistem hutan mangrove yang ada di kawasan tempat tinggalnya. Selain itu, ia juga sangat mengapresiasi gerakan pemuda setempat yang telah merubah lingkungan Bale Mangrove yang dulu kumuh menjadi destinasi wisata yang saat ini terlihat sangat asri.
“Pemuda Poton Bako menggagas acara ini, selain untuk kepentingan hiburan rakyat, acara ini digagas juga untuk memelihara hutan mangrove dan tadi pagi kami bersama pemuda, siswa SD dan Mahasiswa Universitas Hamzanwadi telah menanam bibit pohon mangrove dengan tujuan memperluas kawasan hutan mangrove ini”, tegasnya.
Penanggungjawab Selong Base Care itu berharap gerakan serupa dapat digagas dan dilaksanakan oleh para pemuda di sekitar kawasan Selatan Lotim lainnya yang terkenal aktif dalam pergerakan membangun daerah.
Beliau juga berharap semoga Festival Bale Mangrove dapat dilaksanakan di tahun-tahun berikutnya dengan sponsor-sponsor lain yang mungkin lebih besar.
Hal senada juga disampaikan oleh Pengurus Pokmaswas Kompas, M. Endi yang juga merupakan penggagas Festival Bale Mangrove, sesungguhnya tujuan utama penyelenggaraan festival ini adalah melestarikan kearifan lokal masyarakat Desa Jerowaru.
Endi memaparkan, selama festival diselenggarakan kegiatan Balap Sampan yang merupakan salah satu kearifan lokal masyarakat Desa Jerowaru dan sekitarnya.
“Kegiatan Balap Sampan ini kami kemas dengan sebaik mungkin dengan mengutamakan kearifan lokal, di mana pada acara ini kami merawat tradisi hiburan rakyat, menggunakan UmbrellaGirl dengan pakaian adat Sasak dan sangat menjunjung tinggi sportifitas”, jelasnya.
Dikatakan pula, kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat setempat adalah hutan mangrove yang cukup luas dan festival ini diselenggarakan untuk menjaga dan mengembangkan ekosistem mangrove tersebut sebagai sumber pendapatan masyarakat dengan mengembangkan nya sebagai destinasi Ekowisata Bale Mangrove.