Kampung Media NTB (Lombok Timur) – Lombok Timur memiliki potensi wisata yang tersebat dari ujung utara hingga selatan Lombok Timur. Umumnya, potensi wisata Lotim tersebar di kawasan pesisir dan pegunungan. Salah satu potensi wisata yang baru-baru ini dikembangkan oleh pemuda Desa Jerowaru adalah Ekowisata Bale Mangrove dengan ikon berupa hutan mangrove dengan Mangrove Purba di dalamnya.
Ekowisata Bale Mangrove dirintis oleh pemuda Dusun Poton Bako dengan modal swadaya. Hingga kini, mereka membutuhkan pihak yang perduli untuk membantu mereka mengembangkan potensi wisata yang baru saja mereka rintis itu. Bersykur, Ir. HM. Edwin Hadiwijaya, MM menanggapi keluh kesah mereka (Pengurus Pokdarwis Bale Mangrove) dan beliau berkomitmen untuk menjalin sinergi untuk membantu kelompok pemuda tersebut dalam mengembangkan Ekowisata Bale Mangrove dan potensi-potensi lain yang ada di kawasan tersebut.
Sinergi ini dimulai dengan memenuhi undangan pengurus Ekowisata Bale Mangrove yang sekaligus merupakan pengurus Pokmaswas Kompas dan Endri Foundation yang berada di wilayah Jerowaru.
Melihat semangat dan kegigihan para pengurus Pokdarwsi Bale Mangrove, Jum’at (14/01/022) Ir. HM. Edwin Hadiwijaya, MM yang didampingi oleh pengurus Selong Base Care (SBC) membersamai Pokdarwis Bale Mangrove Poton Bako Desa Jerowaru Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timur guna menjalin sinergi dalam kegiatan pengembangan wisata, pengelolaan daerah pesisir dan berbagai kegiatan sosial di wilayah setempat.
Kepada Haji Edwin, pengurus Pokdarwis Bale Mangrove bercerita bahwa selama ini mereka telah melaksanakan berbagai kegiatan, seperti pengembangan dan pengelolaan hutan mangrove Poton Bako menjadi Ekowisata Bale Mangrove, sosialisasi pentingnya menjaga laut bersama Pokmaswas Kompas, menjalankan Sekolah Alam Lentera Bahari, bergerak dalam bidang sosial bersama Endri Foundation dan berbagai kegiatan lainnya.
Ketua Pokdarwis Bale Mangrove, Lukman Hakim bercerita bahwa ia dan kawan-kawan nya merintis Wisata Bale Mangrove dengan semangat kebersamaan dan hanya dengan modal seratus ribu rupiah.
“Saat ini kawasan hutan mangrove yang kami kelola sebagai kawasan Ekowisata Bale Mangrove seluas 2 hektar dan kami sudah mengusulkan kepada pemda untuk mengelola kawasan seluas 4 hektar, namun hingga saat ini usulan kami belum mendapatkan respon”, papar Lukman.
Ia juga menceritakan bahwa ia dan kawan-kawan nya telah membuat tracking mangrove sepanjang 200 m dengan spot poto di beberapa titiknya.
Muhammad Endi Irawan menyampaikan, selama mengelola Ekowisata Bale Mangrove mereka menghadapi beberapa kendala. Kendala utamanya adalah masalah sampah dan keluhan pengunjung terkait dengan belum adanya MCK di kawasan wisata yang mereka kelola.
“Kami sangat berharap ada pihak yang dapat membantu kami untuk mengadakan MCK di kawasan wisata ini dan menjalin sinergi dalam membantu kami memberdayakan pemuda di desa ini melalui pengembangan UMKM,” ungkap Irwan.
Seraya menikmati indahnya suasana Wisata Bale Mangrove bersama Pokdarwis Bale Mangrove, Haji Edwin bersama tim memantau apa saja yang bisa di kembangkan di kawasan tersebut agar kawasan wisata tersebut semakin maju dan mendapatkan tingkat kunjungan yang tinggi.
Setelah mendengar pemaparan pengurus Pokdarwis setempat dan memantau kondisi kawasan wisatanya, Haji Edwin berkomitmen untuk menjalin sinergi dengan pemuda dan masyarakat setempat untuk membangun dan mengembangkan potensi wisata yang ada di wilayah itu.
“Intinya kita bangun sinergi dan nanti kita agendakan bersama untuk menggelar sebuah festival di Ekowisata Bale Mangrove dengan tujuan untuk memperkenalkan dan mengangkat potensi wisata dan sosial ekonomi yang ada di tempat ini,” ungkap DPRD Provinsi NTB Dapil III itu kepada pengurus Pokdarwis Bale Mangrove.
Dengan komitmen itu, setelah menjalin sinergi bersama beberapa pokmaswas dan pegiat wisata di wilayah utara Lombok Timur, kali ini Haji Edwin siap membangun sinergi dengan pokmaswas dan pegiat wisata di kawasan selatan Lombok Timur.